Berita Aceh Barat
Beton dalam Areal Kuburan Warga Tionghoa di Aceh Barat Porak-poranda, Ini Penyebabnya
Penyebabnya karena areal kuburan itu saban hari dihantam abrasi dan gelombang laut yang kian mengganas, sehingga menyebabkan banyak nisan ambruk...
Penulis: Sadul Bahri | Editor: Saifullah
Laporan Sa’dul Bahri | Aceh Barat
SERAMBINEWS.COM, MEULABOH - Pemakaman umum milik warga Tionghoa di pesisir pantai kawasan Desa Suak Ribee, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat saat ini hancur dan porak-poranda.
Penyebabnya karena areal kuburan itu saban hari dihantam abrasi dan gelombang laut yang kian mengganas, sehingga menyebabkan banyak nisan ambruk dan hanyut ke laut.
Terjangan gelombang laut yang terjadi di sepanjang pesisir pantai itu terjadi lantaran musim cuaca ekstrem yang melanda kawasan Aceh Barat, sejak dua pekan terakhir.
Keuchik Suak Ribee, Teuku Razali kepada Serambinews.com, Jumat (29/5/2020), mengatakan, pemakaman Tionghoa sudah banyak yang hancur akibat abrasi yang kini terus meluas.
Selain itu, jelasnya, puluhan pondok milik pedagang yang dibangun di pinggir pantai juga hancur diterjang ombak sehingga tidak dapat diselamatkan.
• BPBD Aceh Barat Mulai Lakukan Normalisasi Sungai di Cot Amun, Ini Harapan Warga
• Pemkab Aceh Jaya Cabut Status Darurat Covid-19 dan Bubarkan Posko Pemeriksaan, Ini Dasar Hukumnya
• Gadis 16 Tahun Disetubuhi Ayah Kandung dan Pamannya Selama 4 Tahun, Kini Korban Trauma Berat
"Kondisi abrasi yang terus meluas sudah sangat meresahkan warga saat ini. Kita berharap pihak terkait segera melakukan penanganan agar abrasi tidak merambah ke perumahan penduduk di Desa Suak Ribee,” harap Teuku Razali.
Pantauan Serambinews.com di lokasi, sejumlah kuburan tampak rusak akibat dikikis abrasi, seperti beton setiap kuburan sudah banyak yang hancur.
Selain itu, puluhan pondok milik pedagang di daerah tersebut juga hancur tidak bisa diselamatkan lantaran terjadi pada malam hari.
Jika pengikisan terjadi pada siang hari, kemungkinan sebagian pondok masih dapat diselamatkan dengan mengamankan bahan-bahan bangunannya.
“Kerugian setiap pedagang café sudah mencapai ratusan juta rupiah saat ini. Sebab setiap pondok yang dibangun itu hampir mencapai Rp 10 juta lebih. Abrasi itu terjadi di tiga titik lokasi wisata, masing-masing di Dusun I, II, dan III,” tukas Teuku Razali.(*)