Luar Negeri

Diklaim Pertama di Dunia, Promotor Klub Malam di Jerman Terapkan Ide Pesta Physical Distancing

Mereka juga menggambar lingkaran berjarang yang berjarak 1,5 m di dancefloor yang akan ditempati oleh masing-masing individu.

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Safriadi Syahbuddin
INSTAGRAM USS FEED
Lingkaran yang digambar di Dancefloor di klub Coconut Beach, Münster, Jerman sebagai langkah keamanan di tengah pandemi covid-19. 

SERAMBINEWS.COM - Klub malam di Jerman telah menerapkan sebuah ide untuk tetap mempertahankan bisnisnya di tengah krisis corona virus yang melanda saat ini.

Klub ini tetap mengadakan pesta bagi para pengunjungnya, meski imbauan untuk saling berjaga jarak masih belum berakhir.

Bukan tidak mungkin suatu usaha dapat tetap dijalankan dengan memperhatikan keamanan dan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan.

Begitulah cara yang dilakukan oleh promotor dari klub malam Coconut Beach di Münster, Jerman.

Adalah TakaTuka yang berhasil mengembangkan idenya untuk menerapkan pesta sosial dengan penerapan physical distancing di klub tersebut.

Seperti sebuah video yang belakangan ini muncul di media sosial, pegelaran pesta dansa yang diiringi oleh DJ Gerd Jonson tersebut tampak diikuti oleh terbatas pengunjung.

Viral Surat Terbuka Minta Jokowi Mundur, Panglima Serdadu Eks Trimatra Ruslan Buton Diamankan

400 Orang Lebih Kabur dari Pusat Karantina Covid-19 Malawi, Warga Khawatir Penyebaran Wabah Corona

Kabar Gembira dari Jerman, Angka Kematian Akibat Corona Menurun, Masjid-masjid akan Segera Dibuka

Dilansir dari mixmax.net, pihak club memang melakukan pemotongan kapasitas pengunjung dari 2.000 menjadi 100.

Mereka juga menggambar lingkaran berjarang yang berjarak 1,5 m di dancefloor yang akan ditempati oleh masing-masing individu.

Lingkaran tersebut berfungsi sebagai tempat menari bagi pengunjung.

Metode ini merupakan salah satu langkah keamanan pihak klub untuk dapat menghindari kontak fisik antar sesama pengunjung saat melangsungkan pesta dansa mereka.

Selain menggambar lingkaran pada dancefloor, Cocounut Beach juga menerapkan beberapa keamanan lain di luar ruangan.

Seperti membatasi kelompok maksimum 4 orang untuk berkumpul dan menikmati minuman mereka.

Juga ada penanda jarak sosial di bar serta penghalang dari kaca di sekitar stan DJ dan bagian lainnya untuk melindungi staff mereka.

Semua peserta juga diharuskan memakai masker wajah yang hanya bisa mereka lepaskan ketika berada di meja duduk mereka.

Begitu pun hand sanitiser yang tersedia dan bisa digunakan secara bebas.

Disebutkan, meski bisnis ini tetap dibuka dengan penerapan metode keamanan, pengelola tetap tidak meraih keuntungan.

Padahal harga tiket yang mereka jua sudah dinaikan dari semula 10 sampai 15 Euro ( sekitar Rp 163.000 - Rp 244.000), menjadi 70 Euro atau setara dengan Rp 1.140.614.

Kenaikan harga tiket ini menurut DJ lainnya dari klub tersebut, Steve Stix bertujuan untuk menutupi biaya karena klub yang dibuka dengan kapasitas minim, seperti diwartakan oleh Mixmag.

"Begitu peraturan acara langsung akan dinaikkan hingga 250 orang, akan ada harga tiket yang lebih rendah," kata Six.

Dalam wawancara tersebut, disebutkan bahwa peraturan yang diterapkan di klub tersebut sangat ketat.

Setiap pengunjung terbatas harus mengikuti aturan seperti menggunakan masker dan tetap berada di posisi lingkaran saat menari.

Namun pihak bar mengijinkan pengunjungnya itu untuk bebas berekspresi menari di dalam lingkaran mereka masing-masing. (Serambinews.com/Yeni Hardika)

BACA JUGA BERITA POPULER

Remaja Ini Beri Pendapat Soal Sikap Orang Tua Pada Anak, Penjelasannya Bikin Warganet Geger

Seorang Pria Pukul Supir Taksi Lansia Pakai Helm dan Besi hingga Berdarah dan Masuk Rumah Sakit

AS Segera Usir Mahasiswa Cina di Negaranya

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved