New Normal di Subulussalam
PDR Kurang Maksimal, Sejumlah Kasek di Subulussalam Dukung Pemberlakuan Kembali Belajar Tatap Muka
Untuk beberapa daerah khususnya wilayah pelosok di Subulussalam, pembelajaran dari rumah (PDR) tidak dapat diandalkan.
Penulis: Khalidin | Editor: Taufik Hidayat
Laporan Khalidin | Subulussalam
SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM – Kebijakan Pemko Subulussalam melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) setempat yang akan menerapkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka mulai Jumat (5/6/2020) ini mendapat dukungan dari sejumlah sekolah maupun masyarakat.
”Karena untuk beberapa sekolah yang berada di pelosok seperti daerah aliran sungai pembelajaran dari rumah kurang maksimal,” kata Saimi Sinaga, Kepala Sekolah Sepang kepada Serambinews.com, Minggu (31/5/2020).
Menurut Saimi, pascaterbitnya instruksi Kadisdikbud Subulussalam terkait akan dimulainya KBM tatap muka pihaknya langsung menggelar rapat dengan wali murid dan komite sekolah.
Hasil rapat tersebut kata Saimi para wali murid dan komite sekolah sepakat anak-anak belajar tatap muka dengan guru. Sebab selama ini anak-anak justru berkeliaran karena tidak sekolah.
Dikatakan, untuk beberapa daerah khususnya wilayah pelosok seperti Daerah Aliran Sungai (DAS) di Subulussalam pembelajaran dari rumah (PDR) tidak dapat diandalkan.
Ini karena fasilitas media pendukung sangat minim. Jangankan belajar daring melalui Google Croome, kata Saimi untuk aplikasi Whatsapp (WA) saja bisa dihitung orang yang memiliki di desa tempat dia mengajar.
Saimi menambahkan bisa saja mereka membuat apliksi WA dengan model kelompok dengan melibatkan kepala desa, kepala dusun, perangkat desa dan lainnya.
Namun dalam hal ini juga dinilai tidak sesuai prtokol kesehatan lantaran anak-anak dipstikan bakal berkerumun.
Karenanya, kata Saimi mereka lebih mendukung belajar tatap muka dengan catatan tetap mentaati protokol kesehatan.
Lebih jauh Saimi menjelaskan sejumlah alur belajar tatap muka yang mereka terapkan di tengah pandemic covid-19.
Proses belajar tatap muka ini dengan melibatkan siswa atau murid dalam jumlah sedikit dan berjadwal. Ini agar bisa diatur jarak antara para murid sesuai protokol kesehatan jaga jarak.
Lalu sebelum masuk kelas baik guru maupun murid diwajibkan berjemur 15-20 menit. Selanjutnya guru dan murid disediakan masker dan mencuci tangan sebelum masuk kelas.
Para wali murid atau orang tua yang mengantar jemput anaknya diwajibkan mengenakan masker.
“Jadi ada aturan yang kita jalankan sesuai protokol kesehatan. Bukan seperti belajar tatap muka sebelum pandemik covid-19. Banyak sekolah mendukung KBM tatap muka karena selama ini anak-anak banyak tidak belajar dan berkeliaran tanpa terkontrol,” pungkas Saimi seraya menambahkan jika di sekolahnya sudah pernah diterapkan belajar tatap muka tepatnya Ramadhan lalu