Luar Negeri
Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin: Mahathir Mohammad Tidak Dipecat, Tapi Apa?
Akan tetapi menurut Muhyiddin, lima orang itu secara otomatis kehilangan keanggotaan mereka ketika mereka memilih untuk berada di antara kubu oposisi
SERAMBINEWS.COM, KUALA LUMPUR - Partai Pribumi Bersatu Malaysia (selanjutnya disebut Bersatu) tidak memecat Dr Mahathir Mohammad dan empat anggota lainnya dari partai itu, menurut Muhyiddin Yassin yang mengklarifikasi pada Sabtu (30/5/2020).
Akan tetapi menurut Muhyiddin, lima orang itu secara otomatis kehilangan keanggotaan mereka ketika mereka memilih untuk berada di antara kubu oposisi selama rapat parlemen pada 18 Mei lalu.
Dilansir Malay Mail, partai Bersatu merupakan bagian dari aliansi Perikatan Nasional yang berkuasa dan anggota parlemennya duduk di antara anggota oposisi selama sebuah pertemuan satu hari yang tidak biasa.
Selanjutnya, Muhyiddin bersikeras bahwa dia tidak bertindak terburu-buru dalam hal memanggil Dr Mahathir dan faksinya untuk diberi sanksi.
"Kami jelas kecewa dengan pilihan Dr Mahathir yang tidak berada bersama kami di bagian partai kami serta berjuang sebagaimana ditentukan oleh Mahkamah Agung.
Dr M dan pendukungnya telah memilih untuk terus bekerja sama dengan Pakatan Harapan meski partai itu telah memutuskan hal yang sebaliknya. Jika itu keputusan Dr Mahathir, saya harap mereka berhasil," ungkap Muhyiddin Yassin dalam pernyataannya pada Sabtu (30/5/2020).
Dia bersikeras bahwa dirinya harus bersikap adil dalam menegakkan konstitusi partai tanpa memandang posisi mereka yang telah melanggar pasal-pasal tersebut.
Muhyiddin kemudian berusaha untuk mengumpulkan anggota Bersatu dan mendesak mereka untuk menutup barisan yang mampu memperkuat administrasi yang dibentuk dengan sekutu partai.
Sekretaris organisasi Bersatu, Muhammad Suhaimi Yahya menginformasikan Mahathir, Mukhriz Mahathir, Amiruddin Hamzah, Syed Saddiq Abdul Rahman dan Maszlee Malik pada Kamis bahwa keanggotaan mereka dicabut karena telah duduk di pihak Oposisi pada 18 Mei.
Hal itu mendorong sekjen Bersatu Marzuki Yahya yang diperselisihkan dengan mengeluarkan surat penghentian kepada Muhammad Suhaimi karena melanggar aturan partai dalam pemecatan kelima anggota tersebut.
Bersatu kemudian terpecah menjadi dua setelah krisis politik Februari menyusul pengunduran diri Dr Mahathir sebagai Perdana Menteri dan ketua partai.
Meski Dewan Tertinggi Bersatu menolak pengunduran diri Mahathir saat itu, para pemimpin partai bersikeras bahwa Mahathir tidak punya kekuatan eksekutif sampai dia dipekerjakan kembali secara resmi dalam posisi itu.
Partai Bersatu juga memiliki dua sekjen setelah memasukkan Hamzah Zainuddin menggantikan posisi Marzuki dari perannya.
Namun, Marzuki dari kamp Dr Mahathir telah menolak untuk mengakui hal ini dan terus mengeluarkan pernyataan sebagai sekjen Bersatu.
Dr Mahathir sendiri mengunjungi kantor pusat Bersatu kemarin di mana dia menegaskan kembali posisinya sebagai ketua partai dengan kekuatan eksekutif penuh.
Mahathir Mohammad Janji Tantang Keputusan Pemecatan dari PM Muhyiddin
Mantan Perdana Menteri Malaysia, Dr Mahathir Mohammad pada Jumat (29/5/2020) berjanji akan menantang pemecatannya yang tak terduga dari partai Bersatu, partai yang dia dirikan bersama pada 2016.
Eks PM itu juga mempertanyakan posisi legal yang kini diampu Perdana Menteri Malaysia, Muhyiddin Yassin sebagai pemimpin Partai Bersatu.
Dilansir Arab News, dalam sebuah pernyataan pada Kamis (28/5/2020), Partai Bersatu mengatakan kalau keanggotaan Mahathir di partai itu telah 'dicabut dengan segera'.
Sehari setelahnya, Mahathir membagikan sebuah pesan di media sosial dari kantor partai dan mengatakan, "Saya berada di markas Bersatu. Mereka bilang ingin mengeluarkan saya. Saya tunggu di kantor."
Selama konferensi pers di gedung yang sama pada Jumat, Mahathir mengatakan, "Saya masih menjadi pemimpin Bersatu, tolong ingat itu, karena ketika mereka ingin mencopot saya (dari partai) itu tidak sah."
Anggota parlemen lain juga mengalami pemecatan seperti Mahathir.
Di antaranya, putra dari Mahathir sendiri, Mukhriz Mahathir, eks menteri pemuda dan olah raga Malaysia, Syed Saddiq Abdul Rahman dan eks menteri pendidikan Malaysia, Maszlee Malik serta Amiruddin Hamzah.
Mahathir masih mempertanyakan keabsahan surat penghentiannya yang dikirim dari sekretaris eksekutif Muhammad Suhaimi Yahya, yang mengatakan bahwa Mahathir telah dicopot dari posisi pemimpin Partai Bersatu karena telah berada di pihak oposisi selama rapat parlemen pada 18 Mei.
Muhammad Suhaimi mengklaim bahwa Mahathir duduk di blok oposisi dan bukan bersama blok Perikatan Nasional, blok yang dipimpin oleh presiden Bersatu, Muhyiddin Yassin.
Namun Mahathir menjawab, "di mana Anda duduk (di parlemen) itu tidak menyebabkan Anda dipecat," dia juga meyakini bahwa dirinya tidak melanggar aturan konstitusi partai.
Keretakan di dalam kubu Bersatu dimulai pada akhir Februari ketika partai itu terpisah menjadi dua kubu, Mahathir dan Muhyiddin.
Buntut dari pekan-pekan politik yang tegang setelah pengunduran diri Mahathir dan penunjukkan Muhyiddin Yassin sebagai penggantinya di posisi Perdana Menteri.
Mahathir mengecam bahwa rapat parlemen pada 18 Mei merupakan rapat sandiwara di mana satu-satunya orang yang boleh berbicara hanyalah Raja Malaysia.
"Kami tidak diberi hak berbicara di parlemen," kata Mahathir, dia menambahkan bahwa pengaturan tempat duduk saat parlemen berlawanan dengan demokrasi negara.
Pemerintah Malaysia menggelar rapat parlemen satu hari dan tidak seperti biasanya berbulan-bulan lamanya, karena bertujuan mencegah penularan Covid-19.
Negara Malaysia meski begitu sudah berusaha membuka kembali perekonomian mereka dengan mengizinkan banyak bisnis untuk kembali beroperasi.
Akhirnya China Akui Virus Corona Bukan dari Pasar Hewan: Pasar Lebih Seperti Korban
• Dipecat dari Partai Bersatu, Mahathir Mohammad Janji Tantang Keputusan Pemecatan dari PM Muhyiddin
• Masjid Al-Aqsa Dibuka Kembali: “Kami Akan Melindungi Dengan Jiwa dan Darah Kami”
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Muhyiddin: Mahathir Tidak Dipecat, Tapi...",