Berita Subulussalam

Asmauddin Sebut Aksi Para Tokoh Pemekaran Subulussalam Wujud Kepedulian Anak Negeri

Aneka anggapan muncul dan menjadi pembahasan masyarakat baik di warung kopi maupun warga net.

Penulis: Khalidin | Editor: Nur Nihayati
SERAMBINEWS.COM/KHALIDIN
H. Asmauddin SE Mantan Pj Wali Kota Subulussalam Pertama (SERAMBINEWS.COM/KHALIDIN) 

Aneka anggapan muncul dan menjadi pembahasan masyarakat baik di warung kopi maupun warga net. 

Laporan Khalidin I Subulussalam

SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM – Mantan Pj Wali Kota Subulussalam, H Asmauddin SE menyatakan aksi gerilya para tokoh pemekaran merupakan bukti kecintaan anak negeri pada daerah itu.

”Karena tujuan pemekaran Subulussalam dari Aceh Singkil dulunya untuk mensejahterakan masyarakat sehingga kalau ada terjadi ketimpangan kebijakan kami patut meluruskan,” kata Asmauddin menjawab Serambinews.com Minggu (31/5/2020).

Jawaban tersebut disampaikan sekaitan dengan aksi para tokoh pemekaran Pemko Subulussalam dalam sepekan terakhir sehingga menimbulkan sejumlah pertanyaan di kalangan masyarakat.

Aneka anggapan muncul dan menjadi pembahasan masyarakat baik di warung kopi maupun warga net.

Namun hingga kini semua tokoh yang tergabung dalam aksi ini masih menutupi apa sebenarnya gebrakan mereka.

Selamat dari Kecelakaan Maut, Warga Yakini Ibu dan Bayinya yang Selamat Karena Mukjizat Allah SWT

Asmauddin sendiri memberikan jawaban yang diplomatis terkait gebrakan apa yang akan mereka lakukan.

Mantan ketua Pemekaran Kota Subulussalam ini pun hanya menjawab jika aksi mereka sebagai wujud nyata kepedulian dan kecintaan anak negeri terhadap Kota Sada Kata itu.

“Tujuan kita memperjuang Pemko Subulussalam adalah memotong rentang kendali terhadap pelayanan umum, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, membuka kesempatan kerja bagi anak negeri, kesempatan berusaha bagi dunia usaha,” papar Asmauddin

Begini Kronologis Truk Colt Diesel Tabrak Vario di Aceh Timur yang Menyebabkan Dua Anak Meninggal

Dia pun menejaskan jika sepuluh tahun pemerintahan Merah Sakti-Affan Bintang (Sabit) dan Merah Sakti-Salmaza (Saza) sudah berbuat dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Dalam hal ini, Asmauddin menyatakan selama ini tetap dikritisi terhadap kebijakan yang tidak sesuai dengan aturan dan titah perjuangan.

Karenanya, kata mantan Kasatpol PP Aceh ini, setahun pemerintahan Bintang-Salmaza (Bisa) selaku warga Subulussalam dia tetap mengamati secara seksama.

62.442 Pasien Virus Corona Arab Saudi Sembuh

Dikatakan, kalau kebijakan yang diambil, untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Subulussalam Asmauddin sebagai salah seorang yang ikut memperjuangkan lahirnya daerah ini bersama tokoh tokoh masyarakat siap mendukung.

Tetap sebaliknya, Asmauddin mengharapkan pada wali kota berserta seluruh jajarannya agar tidak alergi dikritik,.

”Ambil saran yang baik dalam menentukan kebijakan, kepada saudara-saudara saya yang mendapat kesempatan dan kepercayaan berada di sekitaran kekuasaan berikanlah saran dan masukan yg baik kepada pimpinan kita dengan mengenyampingkan kepentingan pribadi dan kelompok,” pungkas Asmauddin

Sebelumnya, Ketua DPW Partai Aceh, H Sudirman Munthe alias H Darman merespon hasil Sowan para tokoh pemekaran ke kediamannya dua malam lalu dan menyatakan sebagai silaturrahmi biasa.

Hal itu disampaikan H Daman kepada Serambinews.com dalam keterangan persnya yang dikirim, Sabtu (30/5/2020).

Menurut H Darman, pertemuan tokoh pemekaran di kediaman merupakan hal-hal biasa saja, tidak lepas dari momentum hari raya idulfitri. Sebab, kata H Darman secara umur dan kekeluargaan dia yang tertua diantara para tokoh terkait.

Terkait adanya anggapan pertemuan berkaitan hal-hal politik, H Darman tidak menampik dan dinilai sah-sah saja.

”Pertemuan biasanya. Tapi kalau dikaitkan ke politik itu sah-sah saja sebab kan yang hadir hampir semua orang politik, kalau orang politik berjumpa ya sedikit banyaknya bicara hal-hal politik itu sesuatu yang lumrah,” kata H Darman

Intinya, kata H Darman pertemuan mereka membicarakan semua hal yang positif untuk Subulussalam ke depan.

Saudagar sarang burung walet di Kota Subulussalam ini pun menampik pertemuan di rumah membawa misi tertentu melainkan hanya silaturahmi.

H Darman juga membantah anggapan pertemuan mereka dengan para tokoh sebagai upaya untuk "menyerang" pemerintahan.

Dikatakan, dalam tertemuan ada rencana beberapa tokoh yang dulunya tergabung dalam tim pemekaran Kota Subulussalam di lima kecamatan menginginkan kegiatan semacam silaturhami atau reuni.

Nah, kata H Darman, menyampaikan mendukung jika kegiatan terkait demi kebaikan dan kebersamaan.

“Karena yang namanya silaturahmi itukan anjuran agama kita. Silahkan lanjut. Namun yang muda-mudalah yang menggerakkan, masih enerjik, saya ini sudah tua,” ujar suami Ny Hj Asmidar, S.Pd, anggota DPR Aceh dapil 9.

H Darman menambahkan dulunya sewaktu pergerakan pemekaran Subulussalam dari Aceh Singkil dia juga berada di belakang.

Dia berada di belakang karena mengaku kurang ilmu sehingga mempersilakan mereka yang muda-muda dan pintar secara hukum dan lainnya di depan.

Intinya, H Darman memastikan jika pertemuannya dengan para tokoh dalam rangka silaturrahmi biasa.

Seperti diberitakan, sejumlah tokoh penting pemekaran Kota Subulussalam mengkritisi sejumlah kebijakan pemerintahan saat ini.

Kritikan tersebut terungkap dalam pertemuan sejumlah tokoh yang digelar, Rabu (27/5/2020) malam di sebuah kafe.

Muzirul Qadhi Maha alias Muzir Maha kepada Serambinews.com Kamis (28/5/2020) mengatakan pertemuan tersebut dihadiri dua tokoh penting pemekaran Kota Subulussalam masong-masing H. Asmauddin dan H. Merah Sakti.

Keduanya merupakan pentolan pemekaran Pemko Subulussalam dan mantan wali kota perdana.

Dalam pertemuan ini mereka membahas kondisi Pemko Kota Subulussalam setelah satu tahun Pemerintahan Bintang Salmaza.

Dikatakan pertemuan juga dihadiri beberapa tokoh pemekaran lain seperti Bakhtiar, Bahagia Maha, Muhsin dan juga beberapa mahasiswa.

Selain membahas kondi Pemko Subulussalam pertemuan itu juga merupakan reuni beberapa tokoh pemekaran, di mana selama ini jarang bertemu.

Ini, kata Muzir akibat kesibukan masing-masing tokoh.

"Tapi kegiatan ini akan terus berkesinambungan hingga nanti kita rencanakan reuni akbar peringati 14 tahun pemekaran Kota Subulussalam pada 15 Juni 2021," ujar Muzir menirukan Merah Sakti yang juga merupakan mantan Wali Kota Subulussalam.

Lebih jauh Muzir menjelaskan semua tokoh yang terlibat dalam pemekaran akan diundang termasuk ulama, para tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh perempuan dan pemuda.

Hal ini agar masyarakat kita bisa mengenang betapa sulitnya memperjuangkan Subulussalam ini menjadi sebuah Pemerintahan Kota yang terlepas dari doa masyarakat.

Muzir menambahkan dalam wejangan Sakti menyebutkan ada pihak pihak yang hanya sekedar menjadi penikmat di Pemko Subulussalam saat ini tanpa memikirkan nasib rakyat Kota Subulussalam.

Bahkan menurut Sakti ia mendengar informasi adanya tenaga honorer yang di rumahkan padahal sebagian dari mereka sudah berkerja puluhan tahun demi menafkahi anak dan keluarganya.

Lantaran itu Sakti meminta kepada pemerintah mengambalikan tenaga honor yang dipecat tanpa ada alasan yang jelas.

Sakti menegaskan bila tidak digubris dia akan mengajak anak anak tenaga honorer bersama tokoh Subulussalam bersatu meminta kepastian tentang tenaga honor. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved