Luar Negeri
Sara Netanyahu, Istri Perdana Menteri Israel Dikenal Kasar Terhadap Pembantu
Polisi Israel sedang menyelidiki dua karyawan di kediaman resmi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memberikan kesaksian palsu.
SERAMBINEWS.COM, JERUSALEM - Polisi Israel sedang menyelidiki dua karyawan di kediaman resmi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memberikan kesaksian palsu.
Hal itu untuk mengungkapkan kasus perdata terhadap istrinya, Sara Netanyahu dengan tuduhan menganiaya seorang pembantu rumah tangga.
Dilansir AP, Senin (1/6/2020), Sara Netanyahu menghadapi tuntutan hukum perdata dari mantan karyawannya Shira Raban.
Shira mengklaim istri perdana menteri menganiayanya selama bertugas singkat di kediaman tersebut.
Raban meminta ganti rugi 63.000 dolar AS atau sekitar Rp 916.114.500 atas dugaan penganiayaan dan pelecehan.
Polisi Israel mengkonfirmasi penyelidikan sedang dilakukan dengan persetujuan Jaksa Agung dan pengawasan Kantor Kejaksaan Negeri.
Mereka tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Namun Saluran 12 TV Israel mengatakan dua karyawan lain di kediaman itu dituduh ditekan untuk memberikan kesaksian palsu untuk mendukung Sara Netanyahu.
Pengumuman itu datang hanya seminggu setelah Benjamin Netanyahu menjadi perdana menteri Israel pertama yang diadili atas tuduhan korupsi.
Sebuah kasus yang telah memecah belah negara.
• VIDEO - Israel Peringati 53 Tahun Pendudukan Yerusalem, Orang Yahudi Menari dan Bernyanyi di Jalan
• VIDEO - Suasana Shalat Tarawih Umat Muslim Israel di Tempat Parkir
• Arab Saudi Kutuk Israel, Ingin Caplok Lagi Tanah Palestina
Netanyahu membuka persidangan dengan serangan baru terhadap media, jaksa dan polisi, menuduh mereka berusaha menggulingkannya.
Dia membantah melakukan kesalahan.
Seorang pengacara perdana menteri, Yossi Cohen, menuduh Jaksa Agung Avichai Mandelblit memanipulasi polisi Israel.
Bahkan, ada upaya secara sistematis terhadap keluarga Netanyahu dalam upaya menggulingkan sang perdana menteri.
Netanyahu dan istrinya dikenal menjalani kehidupan mewah dengan biaya publik, sangat kontras dengan kebanyakan orang Israel.