Virus Corona Serang Dunia
Ilmuwan Berhasil Lacak Evolusi Virus Corona pada Kelelawar di China, Ini Penjelasannya
Sekelompok ilmuwan internasional, termasuk peneliti dari Institut Virologi Wuhan, telah berhasil menganalisis semua virus corona yang ada pada kelelaw
SERAMBINEWS.COM - Sekelompok ilmuwan internasional, termasuk peneliti dari Institut Virologi Wuhan, telah berhasil menganalisis semua virus corona yang ada pada kelelawar China.
Menggunakan analisis genetika, para ilmuwan melacak kemungkinan asal virus corona baru dalam tubuh kelelawar berevolusi, hingga kelelawar tapal kuda.
Dalam laporan tersebut, seperti melansir dari New York Times, Rabu (3/6/2020), para ilmuwan menunjukkan berbagai macam virus yang ada di China selatan dan barat daya.
Berdasarkan analisis itu, mereka mendesak pemantauan lebih dekat terhadap virus kelelawar di wilayah itu.
Selain itu, dengan pemantauan ini diupayakan agar dapat mengubah perilaku manusia sebagai cara untuk mengurangi potensi pandemi di masa depan.
Penelitian ini didukung oleh organisasi nirlaba yang berbasis di New York, namun baru-baru ini hibah tersebut dibatalkan oleh National Institutes of Health dan memicu protes di komunitas ilmiah.
Laporan penelitian tersebut telah diterima jurnal Nature Communications, dan telah dipublikasikan di BioRxiv.
Para peneliti yang sebagian besar dari China dan Amerika Serikat, melakukan pencarian mendalam dan analisis terhadap virus corona pada kelelawar yang menyebabkan pandemi Covid-19 saat ini.
Tujuannya, untuk mengidentifikasi titik rawan dari potensi penyebaran virus ini ke manusia yang dapat mengakibatkan mewabahnya penyakit.
Sejarah panjang evolusi virus corona kelelawar
Ilmuwan menemukan bukti genetik virus itu berasal dari kelelawar adalah hal biasa, khususnya spesies kelelawar tapal kuda.
Kelelawar ini dianggap sebagai inang karena limpahan penyakit yang muncul dari spesies cukup banyak.
Di antaranya wabah SARS pada tahun 2003, berasal dari virus yang dibawa kelelawar ini, yang merupakan keluarga dari genus Rhinolophus.

Zheng-Li Shi, direktur Center for Emerging Infectious Diseases di institut itu, terkenal karena pekerjaannya melacak sumber virus SARS asli pada kelelawar dan mengidentifikasi SARS-CoV-2.
Para peneliti mengumpulkan penyeka oral dan dubur, serta pelet tinja dari kelelawar di gua-gua di seluruh Cina dari 2010 hingga 2015, dan menggunakan pengurutan genetik untuk memperoleh 781 sekuens parsial dari virus.