Virus Corona Serang Dunia
Ilmuwan Berhasil Lacak Evolusi Virus Corona pada Kelelawar di China, Ini Penjelasannya
Sekelompok ilmuwan internasional, termasuk peneliti dari Institut Virologi Wuhan, telah berhasil menganalisis semua virus corona yang ada pada kelelaw
Para peneliti membandingkan data itu dengan informasi urutan yang sudah didokumentasikan dalam database komputer tentang kelelawar dan virus pangolin.
Hasilnya, mereka menemukan bukti bahwa virus corona baru mungkin telah berevolusi di Provinsi Yunnan, tetapi tidak dapat mengesampingkan asal di tempat lain di Asia Tenggara di luar Cina.
Keluarga kelelawar yang termasuk genus tapal kuda, Rhinolophus, tampaknya berasal dari Cina puluhan juta tahun yang lalu.
Spesies mamalia ini diketahui memiliki sejarah panjang co-evolution dengan virus corona, yang menurut laporan itu biasanya melompat dari satu spesies kelelawar ke spesies lainnya.
Virus corona melompat dari hewan ke manusia
Sementara itu, dalam laporan lain seperti dilansir dari Science Daily, tim ilmuwan juga mempelajari asal-usul virus SARS-CoV-2 telah menemukan bagaimana virus ini melompat dari hewan ke manusia.

Penelitian ini dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Duke, Laboratorium Nasional Los Alamos, Universitas Texas di El Paso dan Universitas New York.
Melalui analisis genetik, para peneliti mengkonfirmasi bahwa kerabat terdekat virus itu adalah virus corona yang menginfeksi kelelawar.
Akan tetapi, kemampuan virus untuk menginfeksi manusia diperoleh melalui pertukaran fragmen gen kritis dari virus corona yang menginfeksi mamalia bersisik yang disebut pangolin, yang memungkinkan virus menginfeksi manusia.
Para peneliti melaporkan lompatan dari spesies ke spesies ini adalah hasil dari kemampuan virus untuk mengikat sel inang melalui perubahan materi genetiknya.
Dengan analogi, seolah-olah virus melengkapi kembali kunci yang memungkinkannya membuka kunci pintu sel inang, dalam hal ini sel manusia.
Dalam kasus SARS-CoV-2, "kunci" adalah protein spike yang ditemukan pada permukaan virus. Virus corona menggunakan protein ini untuk menempel pada sel dan menginfeksinya.
"Sangat mirip dengan SARS asli yang melompat dari kelelawar ke musang, atau MERS yang berubah dari kelelawar menjadi unta dromedaris, dan kemudian ke manusia," kata Feng Gao, MD, profesor kedokteran di Division of Infectious Diseases di Duke University School of Medicine.
Dalam studi yang diterbitkan online 29 Mei lalu di jurnal Science Advances, Gao mengatakan nenek moyang virus corona pandemik ini mengalami perubahan evolusioner dalam materi genetiknya yang memungkinkannya untuk akhirnya menginfeksi manusia.
Dengan melacak jalur evolusi virus corona ini, peneliti berharap ini akan membantu mencegah pandemi di masa depan yang timbul dari virus dan memberi panduan dalam penelitian vaksin.