Ketua RT Aniaya Nenek gara-gara Bansos, Pelaku Tak Terima Diteriaki Maling hingga Mengaku Khilaf

Belum lama ini seorang nenek bernama Arni (70) mendapatkan perlakuan kasar dari penyalur bansos yang tak lain adalah ketua RT.

Editor: Faisal Zamzami
Victory News
Ilustrasi penganiayaan 

Jadi yang dipotong bansos itu punya keluarga saya ya wajarlah pasti teriak.

Intinya dia (nenek saya) menuntut kenapa yang lain tidak dipotong dan alasannya kenapa dikasih uang," terangnya.

"Iya memang dijanjikan uang dan mungkin namanya ibu-ibu kalau udah dijanjikan pasti menagih," imbuh dia.

Atas kejadian itu, dirinya langsung membuat laporan ke Polsek Cibungbulang dan akhirnya kedua belah pihak dipertemukan untuk melakukan mediasi.

Mediasi hingga dini hari, ketua RT mengaku khilaf

Musyawarah pun berlangsung hingga dini hari dengan beberapa pihak termasuk kepolisian.

Walhasil, pelaku mengakui kesalahannya saat dilakukan pemanggilan dan mediasi itu.

Dari pengakuannya, ketua RT Asep mengaku khilaf saat menampar nenek Arni.

"Intinya pelaku (ketua RT) langsung meminta maaf dan mengakui kesalahannya dengan alasan khilaf dan memang benar ditampar.

Kemarin-kemarin sih ada memar bekas tamparan tapi kalau sekarang mungkin udah hilang karena udah beberapa hari," ujarnya.

Seharusnya, menurut Naih, sebagai ketua RT, bisa lebih bijak menyikapi pertanyaan masyarakat mengenai bantuan sosial.

Apalagi saat menghadapi masyarakat yang sudah lansia dan tidak mengerti tentang bansos.

"Kalau saya sebagai anaknya bisa menerima aja ya akhirnya dengan bijak saya juga tidak menuntut banyak.

Intinya kalau masyarakat menanyakan ya seharusnya pemimpin (ketua Rt) jangan main tangan," ujar dia.

Anak pertama ini juga menyayangkan sikap ketua RT tersebut karena tidak bijak dalam menyelesaikan persoalan bansos yang memang rentan jadi sasaran protes.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved