Mahasiswi Indonesia Terpilih Sampaikan Pidato di Wisuda Harvard 2020, Ini Disampaikan Nadhira Afifa

Nadhira Afifa adalah mahasiswi asal Indonesia yang menempuh pendidikan S2 di Department of Global Health and Population, Harvard T.H. Chan School of P

Editor: Faisal Zamzami
Youtube
Tangkapan layar Youtube Harvard saat Nadhira Nuraini Afifa berpidato dalam wisuda yang dilakukan secara online (Youtube) 

Pada masa krisis ini, akankah Anda menyadari bahwa betapa pun istimewanya kita atau dari mana pun kita berasal, kita terpapar pada risiko yang sama.

Bahwa hanya dengan saling membantu kita akan selamat. Sejenak orang bersatu dalam upaya kesehatan masyarakat yang sebenarnya. Meskipun ada perbedaan dalam kebangsaan etnis atau spiritualitas.

Saudara dan Saudari sekalian, Anda telah memilih untuk berada di sini hari ini karena Anda dipanggil untuk melayani untuk memuliakan kehidupan orang-orang. Anda bahkan belum pernah bertemu atau mungkin tidak pernah bertemu.

Jadi, izinkan saya mengubah pertanyaan berapa banyak dari Anda sekarang yang telah menyelesaikan di Harvard dengan bangga dan mengatakan bahwa saya senang menjadi seorang public health profesional?

Sekian. Angkatan 2020, selamat datang di acara yang terkadang mengasyikkan, kadang melelahkan, tetapi saya sangat menghargainya. Terima kasih.

Pengalaman berharga

S
 Nadhira Afifa, mahasiswa Indonesia yang lulus dari Master of Public Health Candidate, Harvard T.H. Chan School of Public Health. Ia menyampaikan pidato saat wisuda mewakili angkatannya.(https://www.hsph.harvard.edu/)

Melalui channel Youtube-nya, Nadhira menceritakan pengalamannya menjadi pembicara saat wisudanya.

"Ini merupakan kesempatan yang sangat berharga bagi aku. Sangat membanggakan juga buat aku, sebuah kejutan yang luar biasa untuk mengakhiri journey aku di Harvard," kata Nadhira dalam channel Youtube-nya, Nadhira Nuraini Afifa.

Seleksi Nadhira mengatakan, ia mengikuti seleksi untuk terpilih menjadi pembicara dalam wisuda tersebut. Ada beberapa tahap, dari seleksi tertulis hingga video.

Nadhira lolos tahap demi tahap.

Ketika lolos tahap awal dia mendapatkan bimbingan mengenai cara berpidato dari dosen terpilih Harvard.

Walaupun nantinya tidak lolos sampai akhir, dia merasa beruntung telah mendapatkan ilmu.

Ternyata, Nadhira lolos menjalani serangkaian seleksi. Butuh latihan berhari-hari sampai dia dan suaminya bosan mendengarnya.

Nadhira juga terus mengingat berbagai saran dari coach-nya, memperbaiki ekspresinya, dan menyesuaikan logatnya agar bisa dipahami orang Amerika Serikat.

"Dapet kesempatan luar biasa bisa mewakili angkatan, ngasi pidato, menceritakan banyak hal yang mau aku ceritain ke banyak orang lewat pidato ini. Jadinya aku sangat bersyukur dan mudah-mudahan ke depannya bisa memanfaatkan ilmu aku dengan baik," kata Nadhira.

Sumber: Kompas.com
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved