Luar Negeri
Orang Gemuk dan Penderita Diabetes di Arab Berisiko Tinggi Terkena Virus Corona
Para pakar kesehatan di Teluk mulai mengkhawatirkan sebaran virus Corona yang terus meluas.
Di Kuwait dan Arab Saudi, satu dari lima dilaporkan memiliki dua atau lebih komorbiditas.
"Arab Saudi juga berada di peringkat 15 negara teratas untuk obesitas, yang mengarah pada diabetes dan komplikasinya," ujarnya.
"UEA, Bahrain, Arab Saudi, Kuwait, dan Qatar terdaftar di 15 negara teratas untuk tingkat diabetes per kapita tertinggi,” ungkapnya.
"Diabetes menjadi faktor risiko rawat inap dan kematian akibat infeksi COVID-19," jelas Bassam Bin Abbas.
Seorang profesor dan konsultan pediatrik endokrinologi di Rumah Sakit Spesialis dan Pusat Penelitian King Faisal di Riyadh, kepada Arab News.
"Lebih dari sepertiga populasi orang dewasa di Kerajaan mengalami obesitas, dan obesitas juga merupakan faktor risiko infeksi parah dan komplikasi diabetes," ujarnya.
Apa yang menyebabkan peningkatan jumlah ini?
Menurut penelitian dari New York University Abu Dhabi, warga Teluk mungkin memiliki kecenderungan genetik terhadap diabetes,tapi itu bukan satu-satunya alasan.
"Para ahli prihatin dengan peningkatan pesat dalam penyakit gaya hidup di wilayah ini dan lingkungan untuk mengidentifikasi penyebabnya," kata Kapasi.
Dan penyebabnya, menurutnya, jelas:
“Gaya hidup dan urbanisasi yang tidak sehat.”
“Bahrain, Kuwait, Qatar, Arab Saudi, dan UEA masuk negara terkaya di dunia saat ini, dan gaya hidup warga di negara-negara ini secara dramatis berbeda dari gaya era pra-minyak,” ujar Kapasi.
Al-Jafari menggambarkan diabetes tipe 2, yang menyumbang lebih dari 90 persen kasus, sebagai penyakit dari gaya hidup.
"Gaya hidup modern yang diadopsi oleh sebagian besar populasi adalah badai sempurna untuk mengembangkan 'resistensi insulin', yang merupakan akar dari kondisi ini," katanya.
“Ada terlalu banyak ketersediaan, dan ketergantungan padamakanan cepat saji dan makanan olahan,” urainya.