Proyek IPAL

Terkait Bau Busuk dari Limbah Toilet di Rumah Apung, KSM Bantah Proyek IPAL tak Berfungsi

Disebutkan, proyek IPAL tersebut saat ini masih dalam masa pemeliharaan, dan masih memiliki tangggung jawab pihak KSM untuk memperbaiki setiap adanya

Penulis: Sadul Bahri | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/SA'DUL BAHRI
Keuchik dan pengurus KSM Kuala Bobon, Kecamatan Samatiga, Kabupaten Aceh Barat, Minggu (7/6/2020), memberikan klarifikas terkait proyek IPAL di Kuala Bobon dalam jumpa pers dengan wartawan di Sekber Jurnalis Aceh Barat di Meulaboh. 

Laporan Sa’dul Bahri | Aceh Barat

SERAMBINEWS.COM, MEULABOH - Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) pengelola proyek Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) Kuala Bubon, Kecamatan Samatiga, Kabupaten Aceh Barat, Minggu (7/6/2020) membantah jika pembangunan proyek IPAL tidak berfungsi di desa setempat.

Proyel IPAL tersebut justru dinilai sangat dibutuhkan oleh warga lantaran septic tank yang dibangun sebelumnya oleh NGO di rumah apung sudah rusak hingga menebarkan bau busuk, sehingga membutuhkan cara baru untuk mengatasi hal tersebut.

“Dari 54 unit rumah yang terkena proyek IPAL hanya tiga unit rumah yang bermasalah, itu pun lantaran warga tidak memanfaatkan Grease trapa atau wadah penangkap lemak air buangan dapur atau air dari bak mandi tidak mengalir ke aliran bak pipa pembuangan kotoran, sehingga kotoran tidak didorong oleh air,” ungkap Tarzan, Ketua KSM Kuala Bubun, Kecamatan Samatiga kepada Serambinews.com, Minggu (7/6/2020), dalam jumpa pers dengan warga di Meulaboh.

Perbarui Panduan Pencegahan Corona, WHO Imbau Masyarakat Gunakan Masker Kain 3 Lapis

Ikuti Aturan Covid-19, Tarif Pangkas Rambut di Malaysia Naik, Ini Rincian Harganya

BREAKING NEWS: Dua Bocah Terseret Arus di Pantai Riting Leupung

Ikut hadir Keuchik Kuala Bobon Muchlis, Wakil Ketua Tuha Peut Yusnita, dari pendamping proyek IPAL PUPR Aceh Barat dan sejumlah warga lainnya.

Disebutkan, proyek IPAL tersebut saat ini masih dalam masa pemeliharaan, dan masih memiliki tangggung jawab pihak KSM untuk memperbaiki setiap adanya keluhan warga.

Sehingga jika disebutkan proyek IPAL tidak berfungsi hal itu sama sekali tidak benar, bahkan proyek tersebut masih sangat dibutuhkan oleh warga lainnya.

Sebab MCK sebelumnya sudah menimbulkan bau karena tidak bisa dilakukan penyedotan limbah di bak penampungan.

“Kita sudah cek ke semua rumah, dan hanya tiga rumah saja yang bermasalah, tidak semuanya bermasalah, sebab kita periksa setiap saat, dan kami siap memperbaikinya kerena masih dalam tanggung jawab kami sebagai pelaksana pengerjaan proyek IPAL tersebut yang dikerjakan secara swakelola,” jelas Yusnita.

Sementara Keuchik Kuala Bubon, Kecamatan Samatiga, Muchlis menjelaskan, proyek tersebut berawal dari keluhan warga kerena WC lama telah menimbulkan bau tidak sedap karena endapan kotoran tidak pernah disedot.

Sehingga diusulkan proyek IPAL tersebut ke PUPR Aceh Barat.

Setelah adanya pembangunan IPAL tersebut keluhan warga sudah tidak ada lagi, sementara ada tiga rumah yang mengeluhkan bau tidak sedap karena tidak menggunakan Grease trapa, sehingga kotoran tidak didorong oleh air dapur atau air dari bak mandi.

Ia menambahkan, program IPAL tersebut akan berlanjut kembali tahun ini dengan kapasitas sekitar 30 unit rumah lagi.

Jumlah rumah apung di desa tersebut mencapai 118 unit, dan dari jumlah tersebut sudah dibangun sekitar 54 rumah, sedangkan tahun 2020 ini akan dilanjutkan kembali sekitar 30 rumah lagi .

“Ini bukan proyek gagal, akan tetapi sudah menjadi kebutuhan masyarakat, sebab septic tank atau bak penampung yang dibangun oleh NGO sejak pembangunan rumah apung kini sudah banyak yang rusak sehingga menebarkan bau tak sedap, sehingga dengan adanya proyek IPAL ini tentu akan sangat membantu masyarakat dan kebutuhan tersebut atas dasar permohonan warga,” jelas Muchlis(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved