Berita Pidie
Gajah Makan Padi, Warga Gampong Geumpang Terusik, Mercon Ditembakkan
ksi binatang bertubuh besar yang terganggu habitatnya di hutan sudah menyasar ke kebutuhan pokok manusia, beras. Warga gampong di Kecamatan Geumpang
Penulis: Muhammad Nazar | Editor: M Nur Pakar
Seperti kawasan Aceh Timur, Bener Meriah dan kabupaten lainnya.
Dia menambahkan, pengusiran gajah dilakukan dengan mercon, yang sebelumnya sempat dengan meriam pipa menggunakan karbit.
Namun, dengan karbit tidak efektif karena terkadang tidak meletus.
Sehingga petugas BKSDA akan menggunakan spirtus, mengingat stok mercon kerap habis.
"Kami sudah kewalahan menangani persoalan gajah dan tenaga pun mulai kurang,” urainya.
Dia mengatakan akan tetap turun ke lapangan saat dilaporkan masyarakat atas adanya gangguan gajah.
Sebelumnya, anggota DPRK Pidie, Alhadi A Gani mengatakan belasan ekor gajar mengganggu tanaman padi milik warga.
Gerombolan gajah liar keluar dari habitatnya, guna memburu tanaman padi dan petani harus begadang malam untuk menghalau kawanan gajah liar menggunakan mercon.
Dia menyebutkan, warga harus bergantian berjaga, karena kawanan gajah akan kembali mengobrak-abrik padi siap panen pada sore dan malam hari.
"Jika petani tidak menjaga, maka gajah langsung turun.”
“Satu hektare area sawah sebentar saja telah habis disantap satwa bertubuh besar itu," jelas Alhadi.
Dia juga mantan Keuchik Bangkeh, Kecamatan Geumpang.
Dia menambahkan, petani harus melakukan panen sebelum menjadi santapan kawanan gajah.
Sedangkan warga harus menggunakan mesin pemotong maupun memotong secara tradisional untuk memanen lebih cepat.
Apalagi, sebutnya, saat ini harga padi dijual petani Rp 5.000 per kg.
"Persoalan gajah itu sangat meresahkan warga.”
“Pemerintah seharusnya menangani secara berkesinambungan.”
“Jangan cilet-cilet karena binatang itu akan turun lagi mengganggu tanaman warga," harapnya.(*)