Eks Pengurus Golkar Sorot Nurlif

Beberapa pengurus senior lainnya juga ikut terdepak, antara lain Husin Banta, Qamaruzzaman Haqni, Suprijal Yusuf, dan beberapa pengurus lainnya

Editor: bakri
SERAMBINEWS.COM/MASRIZAL BIN ZAIRI
SUPRIJAL YUSUF, Mantan Pengurus Partai Golkar Aceh 

Ketua DPD Partai Golkar Aceh, TM Nurlif awalnya tidak mau menanggapi tudingan yang disampaikan beberapa kader terhadap dirinya terkait struktur kepengurusan partai tersebut.

Tapi kemudian ia memilih untuk tetap menjawab tudingan itu agar tidak terjadi salah penafsiran kader lain terhadap kepengurusan Partai Golkar Aceh periode 2020-2025.

"Dalam menyusun kepengurusan kita tidak ada rasa dendam, tidak punya keinginan-keinginan destruktif," kata Ketua DPD Partai Golkar Aceh, TM Nurlif saat dijumpai di kantornya, Senin (15/6/2020).

Saat ditemui, TM Nurlif didampingi Sekretaris dan Wakil Ketua Bidang Bapilu Partai Golkar Aceh, Ali Basrah dan Teuku Raja Keumangan (TRK). Ali Basrah dan TRK merupakan Ketua dan Sekretaris Fraksi Golkar di DPRA.

Nurlif menyatakan bahwa dalam menyusun kepengurusan partai, dirinya banyak mendengar pertimbangan, saran dan pendapat dari banyak pihak. "Kepengurusan ini murni hasil diskusi di internal kader. Kita ingin kepengurusan ini solid. Yang sudah pernah menjadi pengurus kita ucapkan terima kasih karena sudah memberikan kontribusi kepada partai," ujar dia.

Nurlif mengungkapkan, ada banyak kader yang berkeinginan masuk kepengurusan. Tapi karena slot terbatas maka harus dilakukan penjaringan untuk menetapkan 120 orang.

"Karena yang ingin menjadi pengurus cukup banyak, sementara struktur terbatas, sudah barang tentu tidak tertampung semua," ungkap dia. Karena itu, ia memberikan kesempatan kepada kader yang selama ini aktif tapi belum pernah masuk kepengurusan selain mempertimbangkan alasan lain.

"Kita ingin Golkar ini bukan hanya aspiratif tapi partai proaktif. Satu sisi kita mendukung pemerintah, untuk bekerja maksimal, di sisi lain fungsi partai juga harus berjalan baik," ungkap dia.

Agar fungsi partai bisa berjalan dengan baik, lanjut Nurlif, iklim di dalam kepengurusan harus kondusif. Jadi dia tidak perlu terjebak dengan debat kusir soal pendapat yang berbeda- beda soal struktur kepengurusan.

"Dalam politik itu wajar-wajar saja. Bagi kader yang selama ini sudah menjadi pengurus yang aktif dan solid, ini modal penting bagi partai untuk melangkah ke depan apalagi menjelang pilkada dan pemilu," pungkasnya. (yos/mas)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved