Kesehatan

Ada 79 Ribu Kasus Keracunan Akibat Telur Ayam Setiap Tahun, Begini Cara Mengatasinya Menurut Dokter

Penampilan kulit telur ayam yang bersih, segar, dan tidak pecah-pecah bukanlah jaminan bahwa telur itu tidak terkontaminasi bakteri.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Safriadi Syahbuddin
copyright hungry-girl.com
telur rebus 

SERAMBINEWS.COM - Penampilan kulit telur ayam yang bersih, segar, dan tidak pecah-pecah bukanlah jaminan bahwa telur itu tidak terkontaminasi.

Telur yang terlihat bagus memungkinkan atau juga bisa berisiko dijangkiti bakteri, virus, dan jamur.

Biasanya kuman yang dikaitkan dengan telur terkontaminasi atau telah kedaluwarsa disebabkan oleh bakteri Salmonella.

Berdasarkan penuturan Spesialis Emergensi di Rumah Sakit Canselor Tuanku Muhriz (HCTM) Malaysia, Dr Ida Zarina Zaini mengatakan Salmonella adalah kelompok bakteri yang menyebabkan keracunan makanan.

"Biasanya bakteri ini ditemukan di kulit telur, tetapi Salmonella juga terdapat di dalam telur selama pembentukan telur,” katanya, dikutip dari My Metro, Rabu (17/6/2020).

"Permukaan kulit telur yang bersih terinfeksi Salmonella selama proses bertelur atau melalui kotoran ayam di sekitar area bertelur,"sambungnya.

Ini Manfaat Nenas Bagi Kesehatan, Lancarkan Pencernaan Hingga Turunkan Berat Badan

Lebih lanjut, Dr Ida Zarina mengatakan telur ayam bisa terbebas dari bakteri Salmonella setelah dipasteurisasi, yaitu proses pemanasan untuk membunuh kuman/bakteri pada telur.

"Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), keracunan makanan yang disebabkan oleh telur yang terkontaminasi Salmonella tercatat 79.000 kasus setiap tahun,” ungkapnya.

Gejala keracunan telur

Dr Ida Zarina Zaini mengatakan pasien mulai mengalami gejala keracunan seperti sakit perut, diare, muntah dan demam dalam 12 hingga 72 jam setelah terinfeksi Salmonella.

Air Jeruk Nipis Dicampur Garam Ternyata Memiliki Sederet Manfaat, Simak Info Ini

"Namun, pasien dapat mengalami gejala ini dalam waktu singkat sekitar 30 menit setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi Salmonella, tetapi ini jarang terjadi,” terangnya.

"Semakin banyak kuman yang masuk ke tubuh, semakin cepat orang tersebut keracunan makanan," katanya.

ilustrasi
ilustrasi (www.hasbihtc.com)

Dr Ida Zarina mengatakan Salmonella menghasilkan racun yang menyerang sel-sel pada permukaan usus yang menyebabkan orang tersebut mengalami gejala diare dan muntah.

"Biasanya, gejala yang dialami pada seseorang terjadi dalam tiga hingga tujuh hari dan akan sembuh tanpa perlu perawatan di rumah sakit” paparnya.

"Bakteri Salmonella sangat berbahaya karena tidak hanya dapat menyebabkan keracunan makanan tetapi juga mematikan," katanya.

Menurutnya, keracunan makanan yang disebabkan oleh Salmonella dapat menyebabkan kematian dalam dua cara, yakni ketika pasien kekurangan air (dehidrasi) dan sepsis.

4 Tips Mudah Kurangi Porsi Makan, Bisa Bantu Tingkatkan Kesehatan Juga

Sepsis adalah kondisi medis serius di mana terjadi peradangan di seluruh tubuh yang disebabkan oleh infeksi.

Sepsis dapat menyebabkan kematian pada pasiennya.

"Muntah dan diare yang buruk dapat menyebabkan dehidrasi dalam tubuh. Ini dapat menyebabkan tekanan darah rendah dan pasien mungkin pingsan,” terangnya.

Tidak makan telur mentah atau setengah matang

Menurut Dr Ida Zarina, itu sebabnya orang tidak dianjurkan untuk makan telur mentah atau setengah matang.

Yang terbaik adalah memakan telur yang dimasak dengan sempurna karena Salmonella akan mati pada suhu tinggi saat dimasak.

Manfaat Luar Biasa Daun Salam, Bisa Bantu Obati Diabetes hingga Kurangi Risiki Kanker

Tindakan medis

Dr Ida Zarina mengatakan tindakan darurat yang bisa dilakukan orang dengan keracunan makanan tergantung pada gejala yang dialami pasien.

"Jika seorang pasien muntah, disarankan untuk minum sedikit air, tetapi secara teratur untuk menghindari dehidrasi,” terangnya.

Ilustrasi
Ilustrasi (youngparents.com)

"Hindari makanan berat seperti nasi atau makanan berat lainnya, berminyak, pedas dan terlalu manis,” paparnya

"Dianjurkan untuk menggantinya dengan bubur karena akan membantu dalam pemulihan dan menambah air dalam tubuh," ujarnya.

Dr Ida Zarina mengatakan jika pasien mengalami gejala muntah dan diare selama lebih dari 24 jam, mereka dianjurkan untuk mengambil garam hidrasi oral (ORS).

Bahaya Telur Infertil Jika Dikonsumsi, Ini Cara Bedakan dengan Telur Biasa

"ORS sangat penting dalam perawatan ini untuk menggantikan garam mineral dan air yang hilang dalam tubuh,” jelasnya.

"Namun, saya mendorong pasien untuk pergi ke doker terlebih dahulu sebelum mengkonsumsi oralit," katanya.

Menurutnya, masalah keracunan makanan harus diperhatikan terutama ketika ia mengalami muntah dan diare berat.

Ini karena dapat membahayakan kehidupan pasien jika tidak dilakukan tindakan medis segera..

"Pasien harus mencari perawatan di klinik atau rumah sakit untuk gejala muntah, diare diikuti dengan pusing, demam dan pitam,” paparya.

"Ini karena adalah tanda bahaya yang disebebkan kekurangan air dalam tubuh atau kemungkinan kuman sudah menginfeksi darah," pungkasnya. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved