Kesehatan
Air Tajin Ternyata tidak Baik untuk Pertumbuhan Bayi, Ini Sejarahnya dan Penjelasan Dokter
Praktik pemberian air rebusan beras atau biasa disebut dengan air kanji sangat tidak dianjurkan karena memengaruhi pertumbuhan bayi.
Penulis: Firdha Ustin | Editor: Safriadi Syahbuddin
Dr Imelda menambahkan bahwa selain pendarahan hebat, ibu-ibu yang bersalin di rumah juga memiliki rentan masalah fistula kebidanan, yang menyebabkan lubang antara kandung kemih dan vagina.
"Itu sebabnya ketika mereka minum, air dari pundi bocor dapat meleleh ke vagina. Itu sebabnya mereka bilang kalau minum air banyak setelah melahirkan bisa kena becak, basah, busuk, rahim.
Makanya jaman dulu, orang tua tidak melahirkan ibu yang baru melahirkan, karena banyak ibu jaman dulu yang bisa menghambat fistula. Kalau ibu tidak minum, dia tidak bisa membuat ASI. Itu sebabnya mereka harus membiarkan bayi minum air kanji."
• Didera Penyakit Lain Menonjol, Seorang Pasien Mirip Gejala Covid-19 asal Nagan Raya Dirujuk ke RSUZA
Seiring dengan perkembangan teknologi, praktik pemberian air pati sudah tidak relevan lagi.
Air pati atau makanan padat hanya bisa diberikan kepada bayi setelah usia enam bulan ke atas.
"Saat ini, ibu-ibu bersalin di Rumah Sakit, kami memastikan bahwa pendarahan yang berlebihan dihentikan untuk menyelamatkan hidup. Ada ibu, ada ASI.
Zaman sekarang, Ibu yang lemah karena kekurangan darah akan ditambah dengan transfusi darah, sehingga mereka dapat pulih dengan cepat sebelum pulang.
"Zaman sekarang, kami tidak benarkan masalah obstetric fistula itu berlaku lagi. Jika sulit untuk melahirkan, kami buat operasi caesar, atau kami bantu dengan vacuum, jika koyak vagina, kami jahit semula," ujar Dr Imelda.

"Kami mendorong para ibu untuk menyusui secara teratur untuk meningkatkan produksi ASI. Jika ibu sakit dan tidak bisa menyusui, mereka baru boleh mengonsumsi susu formula, bukan air kanji dan bukan susu sapi atau susu kambing,"
• Jika Bermasalah Bau Badan, Simak 6 Tips Ampuh Mengatasinya
"Nasihat orang tua itu untuk masa lalu, bukan untuk saat ini," tulisnya.
Hingga saat ini, postingan yang diunggah dokter Imelda Balchin telah dibagikan 3,6 ribu kali dan telah disukai lebih dari 4,5 ribu kali oleh pengguna Facebook.(Serambinews.com/Firdha Ustin)