Kesehatan
Air Tajin Ternyata tidak Baik untuk Pertumbuhan Bayi, Ini Sejarahnya dan Penjelasan Dokter
Praktik pemberian air rebusan beras atau biasa disebut dengan air kanji sangat tidak dianjurkan karena memengaruhi pertumbuhan bayi.
Penulis: Firdha Ustin | Editor: Safriadi Syahbuddin
SERAMBINEWS.COM - Orang di masa lalu telah mempraktikkan petuah serta pantangan tertentu dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Praktik ini telah diturunkan dari satu generasi ke generasi yang lain, di mana beberapa kelompok masyarakat masih mempraktikkannya sampai sekarang.
Selain 'kaya' dengan petuah untuk ibu hamil, salah satu praktik petuah umum yang masih dipraktekkan beberapa masyarakat saat ini adalah memberi bayi mereka air tajin atau air rebusan beras.
Namun, praktik ini sangat tidak dianjurkan karena memengaruhi pertumbuhan bayi, sebagaimana dibagikan oleh bidan dan dokter kandungan asal Malaysia, Dr Imelda Balchin.
Dalam sebuah postingan di Facebook, Dr Imelda mengatakan bayi yang diberi minum air rebusan nasi atau air kanji ini tidak mandapatkan nutrisi yang cukup dan dapat menyebabkan pertumbuhannya mandek, lapor Mstar.
"Inilah mengapa di Indonesia di mana banyak orang masih menggunakan air pati atau air kanji untuk bayi, ada masalah sama perumbuhan bayi.
• Ini Manfaat Nenas Bagi Kesehatan, Lancarkan Pencernaan Hingga Turunkan Berat Badan
“Mau kasih air kanji atau bubur nasi, boleh dikasi setelah umur enam bulan sebagai makanan pelengkap,” ujarnya.
Dr Imelda menjelaskan bahwa praktik memberi makan bayi dengan air pati sangat tidak dianjurkan karena mengganggu proses pertumbuhan.

"Inilah sebabnya mengapa pemerintah Indonesia meluncurkan kampanye untuk ASI bagi orang Indonesia, jadi berhentilah memberikan air kanji kepada bayi."
Menurut Dr Imelda, banyak orang tua, terutama generasi saat ini, tidak tahu sejarah di balik praktik yang membuat mereka melanjutkan petuah ini.
"Kita harus memahami bahwa di zaman kuno, kematian ibu 20 kali lebih tinggi daripada hari ini. Di zaman kuno, ibu melahirkan di rumah tanpa bidan yang berkualitas.
“Penyebab utama kelahiran prematur adalah pendarahan selama dan setelah melahirkan. Ketika ibu meninggal dan tidak ada menyusui, di mana dia ingin menemukan susu formula?
• Kisah Pilu Ibu Hamil Ditolak Rumah Sakit, Tak Ada Biaya Tes Swab Corona, Bayi Meninggal di Kandungan
"Jika bayi diberikan susu sapi atau susu kambing, bayi akan menderita sakit perut, diare dan demam. Jadi di masa lalu, mereka dipaksa diberikan air kanji," tulisnya.
Lanjut Dr Imelda, ibu yang melahirkan di rumah dan menderita pendarahan hebat setelah proses kelahiran akan lemah dan tidak dapat menyusui bayinya.
"Ibu-ibu yang kekurangan darah tidak dapat bangun dan tubuh tidak dapat menyusui sampai mereka sehat. Itulah sebabnya mereka tidak punya pilihan dan mereka beri minum air kanji untuk bayi."
Dr Imelda menambahkan bahwa selain pendarahan hebat, ibu-ibu yang bersalin di rumah juga memiliki rentan masalah fistula kebidanan, yang menyebabkan lubang antara kandung kemih dan vagina.
"Itu sebabnya ketika mereka minum, air dari pundi bocor dapat meleleh ke vagina. Itu sebabnya mereka bilang kalau minum air banyak setelah melahirkan bisa kena becak, basah, busuk, rahim.
Makanya jaman dulu, orang tua tidak melahirkan ibu yang baru melahirkan, karena banyak ibu jaman dulu yang bisa menghambat fistula. Kalau ibu tidak minum, dia tidak bisa membuat ASI. Itu sebabnya mereka harus membiarkan bayi minum air kanji."
• Didera Penyakit Lain Menonjol, Seorang Pasien Mirip Gejala Covid-19 asal Nagan Raya Dirujuk ke RSUZA
Seiring dengan perkembangan teknologi, praktik pemberian air pati sudah tidak relevan lagi.
Air pati atau makanan padat hanya bisa diberikan kepada bayi setelah usia enam bulan ke atas.
"Saat ini, ibu-ibu bersalin di Rumah Sakit, kami memastikan bahwa pendarahan yang berlebihan dihentikan untuk menyelamatkan hidup. Ada ibu, ada ASI.
Zaman sekarang, Ibu yang lemah karena kekurangan darah akan ditambah dengan transfusi darah, sehingga mereka dapat pulih dengan cepat sebelum pulang.
"Zaman sekarang, kami tidak benarkan masalah obstetric fistula itu berlaku lagi. Jika sulit untuk melahirkan, kami buat operasi caesar, atau kami bantu dengan vacuum, jika koyak vagina, kami jahit semula," ujar Dr Imelda.

"Kami mendorong para ibu untuk menyusui secara teratur untuk meningkatkan produksi ASI. Jika ibu sakit dan tidak bisa menyusui, mereka baru boleh mengonsumsi susu formula, bukan air kanji dan bukan susu sapi atau susu kambing,"
• Jika Bermasalah Bau Badan, Simak 6 Tips Ampuh Mengatasinya
"Nasihat orang tua itu untuk masa lalu, bukan untuk saat ini," tulisnya.
Hingga saat ini, postingan yang diunggah dokter Imelda Balchin telah dibagikan 3,6 ribu kali dan telah disukai lebih dari 4,5 ribu kali oleh pengguna Facebook.(Serambinews.com/Firdha Ustin)