Luar Negeri

Kasus Harian Virus Corona Arab Saudi Dekati 5.000 Orang, Terbanyak di Riyadh

Dalam laporan terbaru Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Arab Saudi, Rabu (17/6/2020) malam, 4.919 kasus baru ditemukan.

Editor: M Nur Pakar
Foto: Saudi Press Agency
Seorang pedagang bertransaksi melalui isyarat telapak tangan kepada seorang pembeli di pasar Riyadh, Arab Saudi pada Juni 2020. 

SERAMBINEWS.COM, RIYADH - Jumlah kasus harian virus Corona Arab Saudi tampak terus meningkat,

Dalam laporan terbaru Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Arab Saudi, Rabu (17/6/2020) malam, 4.919 kasus baru ditemukan.

Dilansir ArabNews, Rabu (17/6/2020) malam, hampir setengah dari kasus baru tercatat di Riyadh dengan 2.371 kasus baru.

Kota Mekkah mencatat 282 kasus baru.

Kota Jeddah mencatat 279 kasus baru.

Hufof 273 dan Madinah 156 kasus baru.

Kemenkes Arab Saudi juga mengumumkan 39 pasien virus Corona meninggal dunia.

Dengan penambahan itu, maka jumlah korban Virus Corona Arab Saudi sudah di atas angka 1.000 orang atau tepatnya 1.091 orang.

Kemenkes Arab Saudi menambahkan 2.122 pasien virus Corona sembuh.

Sehingga jumlah total pemulihan di Kerajaan menjadi 91.662 orang.

Atau 64 persen dari total korban virus Corona yang berjumlah 141.234 orang.

Tetapi, jumlah pasien positif virus Corona Arab Saudi yang dirawat masih tinggi, sebanyak 49.572 orang.

Virus Corona Arab Saudi Meroket, Pasien Bertambah Jadi 46.775 Orang

Arab Saudi Siap Tumpas Terorisme,  Sumbang Rp 1,5 Triliun ke PBB

Inggris Berterima Kasih Kepada Arab Saudi, Bantuan Sangat Berguna Bagi Tim Medis

Virus Corona baru, Covid-19 telah menyebabkan lebih dari 443.000 orang meninggal di seluruh dunia.

Jumlah korban yang positif virus Corona dunia sudah lebih dari delapan juta orang.

Beijing yang menjadi sumber virus kembali memerintahkan pembatasan lebih lanjut pada Rabu (17/6).

China melaporkan 31 kasus lagi, menjadikan total 137 kasus dalam enam hari terakhir.

Wabah itu terkait dengan pasar grosir luas yang disebut Xinfadi.

Lebih dari 1.200 penerbangan dibatalkan di ibu kota pada Rabu (17/6), lapor media pemerintah.

Sekolah-sekolah juga ditutup dan penduduk didesak untuk tidak meninggalkan rumah mereka.

"Situasinya serius dan orang-orang tidak mau keluar rumah lagi," kata Bai Xue, seorang pekerja restoran Beijing.

Dia memasang pemberitahuan di internet bahwa makanan tidak bersumber dari pasar Xinfadi.

China mulai khawatir dengan gelombang kedua virus, seperti India baru saja mulai merasakan kekuatan penuh pandemi.

Negara Asia Selatan itu dengan 1,3 miliar orang melaporkan lebih dari 2.000 kematian pada Rabu (17/6).

Sehingga totalnya mencapai hampir 12.000 orang.

India sekarang memiliki beban kasus tertinggi keempat di dunia.

Brasil, negara yang paling terpukul setelah Amerika Serikat, melaporkan lonjakan harian tertinggi kasus.

Jumlah korban di Peru juga melonjak melebihi 7.000 orang, meskipun para pejabat mengatakan jumlah kasus baru mulai turun.

Presiden Honduras menjadi tokoh publik terbaru yang dites positif terkena virus itu.

Presiden Juan Orlando Hernandez mengatakan kepada wartawan gejalanya ringan dan akan tetap bekerja dari rumah.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved