Corona Serang Dunia

Kisah Ibu dan 3 Anak Berusaha Menjauh dari Covid-19, Berjalan Kaki Sejauh 563 KM ke Hutan Amazon

Dengan transportasi umum ditutup, satu-satunya pilihan adalah melakukan perjalanan dengan berjalan kaki.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Mursal Ismail
CNN INTERNASIONAL
Maria Tambo (kiri), menempuh perjalana sejauh 563 KM bersama tiga anaknya, Melec, Amelie and Yacira dari Lima ke Ucayali, Peru. 

Tentu saja Tambo berbohong.

Dia tidak bisa memberi tahu petugas bahwa dia berasal dari Lima, atau dia tidak akan disuruh putar balik.

Tetapi ibu yang kelelahan itu bertahan.

Tambo mengatakan Dia akan melakukan apapun yang harus dia lakukan untuk bertahan hidup.

Setelah tujuh hari tujuh malam, Tambo dan anak-anaknya berhasil sampai ke provinsi asalnya, Ucayali, di mana penduduk asli Ashaninka juga tinggal.

Kisah Nyata Driver Ojol Antar Penumpang Mistis: Si Wanita Sudah Meninggal 4 Tahun Lalu

Sebuah rintangan terakhir harus mereka lewati, dimana masuk ke wilayah itu betul-betul dilarang karena pandemi.

"Apa yang akan terjadi jika orang yang terinfeksi masuk? Bagaimana kita melarikan diri?" kata salah satu pemimpin Ashaninka setempat memberi tahu kepada CNN.

"Satu-satunya respirator yang kita miliki adalah udara. Pusat kesehatan kita tidak memiliki apa pun untuk melawan virus," sambungnya.

Tapi Tambo bertekad, dia bernegosiasi dengan para pemimpin setempat dan diizinkan pulang dengan syarat dia dan anak-anaknya mengkarantina diri selama 14 hari.

Mereka tiba di malam hari, Tambo kewalahan ketika anjing-anjing keluarga berlari menyambut mereka.

Dia berlutut dan menangis, bersyukur kepada Tuhan karena telah mengantarnya pulang, ketika hewan-hewan mengibas-ngibaskan ekornya dan menyentuh bayi di lengannya.

Kisah Pilu Nenek Dipukuli dan Diusir Anaknya, Kini Diadopsi Pengusaha

Seketika itu air mata mengalir, suaminya, Kafet, dan ayah mertuanya muncul dari kegelapan.

Ada rasa sukacita ketia Tambo melihat wajah mereka.

 Namun, ia tak dapat menyentuh sumaminya tau ayahnya itu karena khawatir virus corona.

"Sangat sulit, kami sangat menderita," katanya dengan meneteskan air mata.

"Aku tidak ingin pergi ke Lima lagi. Kupikir aku akan mati di sana bersama anak gadis-gadisku," pungkasnya. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved