Berita Pidie Jaya
Abrasi Pantai Ulim kian Parah, Lima Gampong Terancam, Ini Desakan Warga Pidie Jaya
Adapun aset gampong yang kini terus digerus air laut terutama saat air pasang 15 dan 30 berupa rumah, kebun, serta areal tambak
Penulis: Idris Ismail | Editor: Nur Nihayati
Adapun aset gampong yang kini terus digerus air laut terutama saat air pasang 15 dan 30 berupa rumah, kebun, serta areal tambak
Laporan Idris Ismail I Pidie Jaya
SERAMBINEWS.COM, MEUREUDU - Sudah 16 tahun tahun, abrasi pantai di pesisir Kecamatan Ulim, Pidie Jaya kian Parah.
Sepanjang 2 Km lebih telah menggerus pemukiman warga dan aset berharga lainnya.
Pihak masyarakat sangat berharap pemerintah setempat segera menindaklanjuti pembangunan batu penahan ombak.
Tujuannya guna menyelamatkan areal kebun, tambak serta perumahan warga yang berada di bibir pantai.
Adapun aset gampong yang kini terus digerus air laut terutama saat air pasang 15 dan 30 berupa rumah, kebun, serta areal tambak itu terdapat di lima gampong.
"Kelima Gampong yang menjadi sasaran abrasi yaitu Grong-grong capa, Geulanggang, Tijien Husen, Tijien Daboh dan Bueng," sebut Sekretaris Unit Pelanyanan dan Pengembangan (UPP) Kecamatan Ulim, M Isa SH kepada Serambinews.com, Senin (22/6/2020).
Malahan, kondisi Kuala Ulim yang semakin dangkal serta muara yang melengkung menyebabkan penyempitan arus.
Sehingga menambah gesekan gerusan air serta memudahkan luapan air ke pemukiman warga.
• Danrem 011/LW, Kolonel Inf Sumirating Baskoro, Kunjungan Pertama ke Kodim Aceh Utara, Ini Pesannya
• HUT Ke-74 Bhayangkara, Brimob Bagikan Sembako Bagi Masyarakat Kurang Mampu di Lhokseumawe
• Bupati Kunjungi Padang Gembala Sapi Indrapuri
Karenanya dalam hal ini diperlukan pelurusan pangkal mulut kuala.
Terhadap persoalan ini pihak masyarakat juga telah berulang kali menyampaikan kepada pemerintah lewat Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) baik di tingkat Kecamatan maupun di tingkat kabupaten belasan kali.
Namun sampai saat ini belum tersahuti.
Sementara dampak dari abrasi yang telah berlangsung selama belasan tahun pasca bencana tsunami telah menghancurkan berbagai aset masyarakat akibat gerusan terjangan air laut tersebut.
"Terutama areal tambak puluhan hektare yang kini telah menjadi hamparan laut bebas, belasan unit rumah serta areal kebun masyarakat,"sebutnya.