Dalam Dua Minggu Infeksi Covid-19 di Aceh Melonjak Capai 32 Kasus, IDI: PSBB Perlu Dipertimbangkan

Apa yang terjadi di Jawa Timur dan beberapa daerah lain di Indonesia hendaknya kita jadikan pelajaran.

Penulis: Yocerizal | Editor: Yocerizal
SERAMBINEWS.COM/HENDRI ABIK
Ketua IDI wilayah Aceh, Dr dr Safrizal Rahman MKes SpOT 

Dalam Dua Minggu Infeksi Covid-19 di Aceh Melonjak Capai 32 Kasus, IDI: PSBB Perlu Dipertimbangkan

Laporan Yocerizal | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Kasus infeksi Covid-19 (Corona) di Aceh terus meningkat dengan cepat dan sudah sampai pada tahap transmisi lokal.

Jika tiga bulan sebelumnya Aceh hanya memiliki 20 kasus, dalam dua minggu terakhir melonjak menjadi 52 kasus atau bertambah sebanyak 32 kasus.

Update terakhir Rabu (24/6/2020) pagi tadi, dua pasien di Rumah Sakit Meuraxa Banda Aceh terkonfirmasi positif Covid-19. Masing-masing berinisial WH (18), laki-laki berasal dari Medan dan Nu (64), perempuan asal Aceh Selatan.

Oleh karena itu, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) wilayah Aceh menilai sudah saatnya Pemerintah Aceh mengkaji opsi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Ketua IDI Aceh, Dr dr Safrizal Rahman MKes SpOT, mengatakan, peningkatan kasus infeksi Covid-19 ini diawali dengan ditemukannya kasus transmisi lokal di Kota Lhokseumawe dan Banda Aceh.

Peningkatan arus keluar masuk Aceh menjelang dan pascalebaran Idul Fitri ia katakan menjadi salah satu penyebab. Apalagi bila diperhatikan, kasus impor paling banyak terdeteksi dari Sumatera Utara.

Dua Pasien di RS Meuraxa Banda Aceh Positif Corona, asal Medan dan Aceh Selatan

WHO Sebut Politisasi Bikin Corona Tak Terkendali

Pemain Persiraja Zamrony Rindu Berlatih Lebih Berat, Tak Takut ke Aceh di Tengah Pandemi Corona

“Beberapa analisa mengenai hal ini antara lain, bahwa perbatasan kita belum terjaga dengan baik dalam upaya mengurangi resiko orang masuk dan membawa virus Corona,” katanya kepada Serambinews.com, Rabu (24/6/2020).

Karena itu, lanjut Safrizal, langkah konkret berupa pengetesan Covid-19 terhadap mereka yang ingin melintasi perbatasan perlu dilakukan.

Lebih lanjut, Safrizal mengatakan, transmisi lokal yang berkembang cepat juga menandakan tidak disiplinnya masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan berupa jaga jarak, pakai masker, dan cuci tangan.

Apalagi belakangan dengan munculnya isu new normal membuat sebagian besar masyarakat Aceh menganggap bahwa kondisi sudah normal.

“IDI sangat khawatir melihat situasi yang terjadi akhir-akhir ini, terlebih lagi tim medis pun mulai tertular,” imbuhnya.

Menurut Safrizal, bila hingga 1-2 minggu ke depan peningkatan kasus masih terus terjadi, Pemerintah Aceh mulai harus memikirkan upaya sistemik untuk mengendalikan penyebaran Covid-19.

Gempa 7,4 SR Guncang Meksiko, 5 Warga Dilaporkan Tewas, 15 Orang Terjebak di Bawah Reruntuhan

5 Alasan Wanita Sukses Berkarier Susah dalam Urusan Asmara, Nyali Pria Ciut untuk Mendekatinya

Media Australia Sebut Indonesia Hotspot Baru Covid-19, Apa Sebabnya?

Upaya dimaksud adalah dengan melakukan sosialisasi besar-besaran, dan jika perlu mulai melakukan pembatasan hingga kearah PSBB.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved