Update Corona Dunia

Korban Tewas di Amerika Latin Melampaui 100.000 Jiwa, Brazil Laporkan Lebih 1.000 Kematian Per Hari

Hingga Selasa (23/6/2020), jumlah korban tewas di Amerika Latin karena virus corona telah melebihi 100.000 orang.

Editor: Zaenal
MARTIN BERNETTI / AFP
Foto udara memperlihatkan kuburan di pemakaman umum korban coronavirus di Santiago, Chili, Selasa 23 Juni 2020. Metode penghitungan baru yang mencakup kemungkinan kematian akibat Covid-19, membuat angka kematian akibat serangan koronavirus di Chili meningkat hampir dua kali lipat, dari 4.505 kasus menjadi lebih dari 7.000. 

Sao Paulo mencatat jumlah tertinggi orang telah terinfeksi dan meninggal akibat virus corona di seluruh wilayah.

Proyek ini memiliki kelompok 2.000 relawan petugas kesehatan di Sao Paulo dan 1.000 orang lainnya di Rio de Janeiro yang akan mencoba untuk menguji imunisasi terhadap virus.

Presiden Brazil Bertengkar Hebat dengan Gubernur Negara Bagian, Ada Apa?

Duo Pemain Asing Persiraja Kembali ke Brazil Pasca Terhentinya Liga 1 karena Pandemi Covid-19

Chili

Pemakaman Uskup Agung Bernardino Piñera, paman dari Presiden Chili Sebastian Piñera, memicu debat tentang aturan penguburan di saat terjadi pandemi di negara itu.

Paman sang Presiden yang berusia 104 tahun itu meninggal dunia setelah dikonfirmasi positif Covid-19.

Bernardino Piñera sedang diselidiki oleh Vatikan dalam kasus pelecehan seksual.

Hingga Selasa, Chili yang telah mencatat 4.505 kematian akibat Covid-19.

Sebuah video yang beredar menunjukkan pembukaan peti mati dan kehadiran lebih dari 30 peserta pada pemakaman tersebut.

Tindakan ini dianggap melanggar langkah-langkah pencegahan yang diadopsi oleh pemerintah.

Dalam video itu, seorang wanita berkata, "Sebastian (Piñera) ingin melihatnya (mayat)."

Sementara itu, beberapa orang di sana memberitahunya bahwa "peti mati tidak bisa dibuka".

Di antaranya sepupu presiden dan mantan Menteri Dalam Negeri, Andrés Chadwick.

Akhirnya, terlepas dari peringatan, asisten membuka peti mati dan berkata: "Lihat, lihat".

Sebastian Pinera yang mengenakan masker, mendekati untuk mengamati mayat pamannya dalam peti mati.

Video ini telah menimbulkan banyak kritik dari orang-orang yang mengatakan presiden negara itu harus mematuhi langkah-langkah yang diberlakukan oleh pihak berwenang.

"Bukan kebetulan dia meninggal pada Hari Ayah, korban penyakit yang telah menyebabkan begitu banyak rasa sakit dan penderitaan bagi begitu banyak keluarga Chili," kata Pinera dalam pidatonya kepada pamannya pada hari Minggu.(Anadolu Agency)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved