Update Corona Dunia

Korban Tewas di Amerika Latin Melampaui 100.000 Jiwa, Brazil Laporkan Lebih 1.000 Kematian Per Hari

Hingga Selasa (23/6/2020), jumlah korban tewas di Amerika Latin karena virus corona telah melebihi 100.000 orang.

Editor: Zaenal
MARTIN BERNETTI / AFP
Foto udara memperlihatkan kuburan di pemakaman umum korban coronavirus di Santiago, Chili, Selasa 23 Juni 2020. Metode penghitungan baru yang mencakup kemungkinan kematian akibat Covid-19, membuat angka kematian akibat serangan koronavirus di Chili meningkat hampir dua kali lipat, dari 4.505 kasus menjadi lebih dari 7.000. 

SERAMBINEWS.COM – Negara-negara di Amerika Latin melaporkan angka kematian “mengerikan” akibat serangan virus corona atau Covid-19.

Hingga Selasa (23/6/2020), jumlah korban tewas di Amerika Latin karena virus corona telah melebihi 100.000 orang.

Pada Selasa, Brazil mencatat jumlah kasus harian tertinggi kedua sejak awal pandemi dengan 39.436 infeksi.

Kementerian Kesehatan Brazil melaporkan jumlah total kasus infeksi Covid-19 telah mencapai 1.145.906 orang.  

Negara terbesar di Amerika Latin ini biasanya mencatat lebih dari 1.000 kematian per hari.

Sementara negara Meksiko yang baru saja dilanda gempa kuat, mencatat 23.377 kematian akibat COVID-19 pada hari Selasa dan jumlah total kasus mencapai 191.410.

Berikut dua peristiwa penting yang terjadi di Brazil dan Chili, terkait serangan coronavirus sebagaimana dilansir Kantor Berita Turki Anadolu Agency.

Presiden Honduras & Ibu Negara Kena Corona, Presiden Pertama di Amerika Latin yang Positif Covid-19

Amerika Latin Kalah Perang Melawan Virus Corona, Catat Lebih dari 1,3 Juta Kasus dan 65.000 Kematian

Brazil

Seorang hakim di Brasil memerintahkan Presiden Jair Bolsonaro untuk mengenakan topeng pelindung ketika dia berada di ruang publik.

Hakim mengatakan presiden akan menghadapi denda 2.000 reais setiap hari (US $ 388) jika dia terus mengenakan topeng dengan cara yang salah atau tidak menggunakannya sama sekali.

Dalam akhir pekan baru-baru ini, Bolsonaro bergabung dengan demonstrasi menentang keputusan Kongres Brasil dan Mahkamah Agung.

Dia telah mengunjungi toko roti dan restoran tanpa mematuhi hukum, yang memaksa orang untuk mengenakan topeng di luar.

Penggunaan masker telah dibuat wajib oleh Distrik Federal Brasil sejak akhir April untuk membantu mengendalikan penyebaran virus corona.

Negara Amerika Selatan, yang memiliki jumlah kasus virus corona tertinggi kedua di dunia setelah AS, telah memulai tes dengan vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Universitas Oxford.

Percobaan klinis manusia pertama terjadi Jumat lalu di negara bagian Sao Paulo, negara bagian terpadat di negara itu.

Sao Paulo mencatat jumlah tertinggi orang telah terinfeksi dan meninggal akibat virus corona di seluruh wilayah.

Proyek ini memiliki kelompok 2.000 relawan petugas kesehatan di Sao Paulo dan 1.000 orang lainnya di Rio de Janeiro yang akan mencoba untuk menguji imunisasi terhadap virus.

Presiden Brazil Bertengkar Hebat dengan Gubernur Negara Bagian, Ada Apa?

Duo Pemain Asing Persiraja Kembali ke Brazil Pasca Terhentinya Liga 1 karena Pandemi Covid-19

Chili

Pemakaman Uskup Agung Bernardino Piñera, paman dari Presiden Chili Sebastian Piñera, memicu debat tentang aturan penguburan di saat terjadi pandemi di negara itu.

Paman sang Presiden yang berusia 104 tahun itu meninggal dunia setelah dikonfirmasi positif Covid-19.

Bernardino Piñera sedang diselidiki oleh Vatikan dalam kasus pelecehan seksual.

Hingga Selasa, Chili yang telah mencatat 4.505 kematian akibat Covid-19.

Sebuah video yang beredar menunjukkan pembukaan peti mati dan kehadiran lebih dari 30 peserta pada pemakaman tersebut.

Tindakan ini dianggap melanggar langkah-langkah pencegahan yang diadopsi oleh pemerintah.

Dalam video itu, seorang wanita berkata, "Sebastian (Piñera) ingin melihatnya (mayat)."

Sementara itu, beberapa orang di sana memberitahunya bahwa "peti mati tidak bisa dibuka".

Di antaranya sepupu presiden dan mantan Menteri Dalam Negeri, Andrés Chadwick.

Akhirnya, terlepas dari peringatan, asisten membuka peti mati dan berkata: "Lihat, lihat".

Sebastian Pinera yang mengenakan masker, mendekati untuk mengamati mayat pamannya dalam peti mati.

Video ini telah menimbulkan banyak kritik dari orang-orang yang mengatakan presiden negara itu harus mematuhi langkah-langkah yang diberlakukan oleh pihak berwenang.

"Bukan kebetulan dia meninggal pada Hari Ayah, korban penyakit yang telah menyebabkan begitu banyak rasa sakit dan penderitaan bagi begitu banyak keluarga Chili," kata Pinera dalam pidatonya kepada pamannya pada hari Minggu.(Anadolu Agency)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved