Luar Negeri

Peniliti Temukan Lautan Asin Luas di Bulan Planet Jupiter, Disebut Memungkinkan Bagi Kehidupan Alien

Disebutkan, lautan asin yang luas ini mengandung bahan material yang cukup dan memungkinkan bagi alien hidup di bawah lapisan esnya.

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Mursal Ismail
PA/DAILYMAIL.CO.UK
Hasil studi para peneliti di California menemukan bahwa lautan asin yang luas di dalam bulan Jupiter mengandung semua bahan untuk kehidupan, menunjukkan bahwa alien bisa hidup di bawah lapisan esnya. 

"Kami percaya bahwa lautan ini bisa sangat layak huni seumur hidup,” kata penulis kertas dan ilmuwan planet Mohit Melwani Daswani dari Jet Propulsion Lab NASA, seperti dikutip dari Mail Online.

Mohit menuturkan bahwa misi lebih lanjut terkait penelitian mereka soal planet Jupiter yang diberi nama ‘Erupa Clipper Nasa’ akan dilaksanakan beberapa tahun mendatang.

Mereka yang meneliti soal ini, dikatakan Mohit, dibentuk untuk mempersiapkan misi penyelidikan tentang kelayakan planet raksasa tersebut untuk dihuni.

"Misi Europa Clipper NASA akan diluncurkan dalam beberapa tahun ke depan, dan pekerjaan kami bertujuan untuk mempersiapkan misi, yang akan menyelidiki kelayakan Europa untuk dihuni."

"Model-model kita membuat kita berpikir bahwa lautan di bulan-bulan lain, seperti tetangga Eropa Ganymede, dan bulan Saturnus, Titan, mungkin juga terbentuk oleh proses serupa."

Warga Mulai Galang Dana untuk Imigran Rohingya di Tepi Pantai Lancok, Aceh Utara

Dengan studi awal yang telah selesai, para peneliti sekarang sedang mencoba melihat apakah gunung berapi dasar laut dapat berkontribusi pada evolusi perairan kaya klorida di planet Jupiter atau Europa.

Salah satu ahli geologi dari University of Colorado, Stephen Mojzsis yang tidak terlibat dalam penelitian mengemukakan komentarnya terkait penelitian tersebut.

Ia mempertanyakan kemungkinan planet tersebut menjadi layak huni jika dapat mempertahankan aliran elektron yang mungkin menyediakan energi untuk kehidupan.

“Aspek kunci yang membuat dunia layak huni adalah kemampuan intrinsik untuk mempertahankan disequilibria atau ketidakseimbangan kimia ini,"

"Boleh dibilang, bulan es kekurangan kemampuan ini, jadi ini perlu diuji pada misi ke Europa di masa depan," ujar Stephen Mojzsis.

Dikabarkan, temuan lengkap dari penelitian ini dipresentasikan pada konferensi geokimia Goldschmidt 2020, yang diadakan sejak tanggal 21 hingga 26 Juni 2020. (Serambinews.com/Yeni Hardika)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved