Perikanan
Mantan Kombatan GAM Langsa Panen Perdana Udang Vaname Sistem Bioflok, Pemko Rencana Ikut Kembangkan
Wali Kota Usman Abdullah SE, saat berada di lokasi, mengatakan, melihat budidaya udang vaname sistem bioflok yang dihasilkan dari panen perdana milik
Penulis: Zubir | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Zubir I Langsa
SERAMBINEWS.COM, LANGSA - Hasilkan panen perdana sangat memuaskan membuat Pemko Langsa berencana mengembangkan budidaya udang vaname sistem bioflok yang dikelola mantan kombatan GAM Langsa, M Isa Cs, di Gampong Seuriget, Kecamatan Langsa Barat.
Hal itu disampaikan Wali Kota Langsa, Usman Abdullah SE atau akrap Toke Seum, saat melihat langsung proses panen perdana udang jenis vaname menggunaka sistem bioflok tersebut, Selasa (30/06/2020).
Selain itu juga hadir Wakil Wali Kota, Dr H Marzuki Hamid MM, Dandim 0104/Atim, Letkol CZI Hasanul Arifin Siregar, Kapolres Langsa, AKBP Giyarto SH SIK, dan petugas Dinas Pertanian dan Perikanan setempat.
Wali Kota Usman Abdullah SE, saat berada di lokasi, mengatakan, melihat budidaya udang vaname sistem bioflok yang dihasilkan dari panen perdana milik mantan kombatan GAM, M Isa, di Gampong Seuriget, Kecamatan Langsa Barat ini.
Tentunya ini sangat berpeluang untuk dikembangkan ke depannya, dan sekiranya dapat diperkenalkan kepada masyarakat luas yang ada daerah ini.
Sehingga nantinya bisa menambah pendapatan dan membuka peluang usaha bidang perikanan bagi masyarakat.
• Daftar Harga Ponsel Realme Juni 2020, Realme Narzo hingga Realme X3 SuperZoom
• Ketum PMI Pusat Jusuf Kalla Apresiasi Gerakan Donor Darah ASN Pemerintah Aceh
• Komite I DPD, KPU, Bawaslu Bahas Pilkada Serentak, Ini Kesimpulannya
Karena, hasil budidaya udang vaname sistem bioflok ini sangat bagus, tidak kalahnya seperti yang selama ini dikembangkan di areal tambak-tambak daerah pesisir.
Selain itu, tempat budidaya udang vaname sistem bioflok ini juga sangat sederhana, dengan menggunakan wadah buatan yang dibuat menyerupai sumur dan kolam.
"Saya melihat sistem bioflok ini sangat sederhana, karena hanya menggunakan wadah dibuat menggunakan besi dan dilapisi terpal saja sebagai kolam udangnya," sebut Toke Seum.
Toke Seum menambahkan, ke depan Pemko Langsa akan mencoba mengembangkan (membudidaya) udang vaname denga sistem bioflok ini, yang akan difokuskan di pekarangan milik warga.
"Budidaya udang vaname dengan cara ini sangat praktis. Kita akan programkan ke depan, supaya dapat membuka lapangan kerja mandiri dan bisa mempercepat penurunan angka kemiskinan bagi warga di wilayah pesisir," ujarya.
Sambung Toke Seum, apa yang dilakukan M Isa ini bisa dijadikan sebagai project atau percontohan untuk dikmbangkan ke depan olwh maayarakat, dalam rangka mendukung program ketahanan pangan.
"Dalam waktu dekat ini kita akan diskusi dengan Dldinas terkait guna pengembangan sistem kolam udang vaname menggunkana teknokogi bioflok ini," tutup Wali Kota.
Sementara pemilik usaha budidaya udang vaname sistem bioflok ini, M Isa, mejelaskan, sistem budidaya udang vaname yang mulai dikembangkannya bersama rekan-rekan ini, sangat mudah dan begitu praktis untuk dibuat.
"Sistem budidaya udang vaname menggunakan cara bioflok ini tak sulit, serta buka di areal tambak. Melainkan dibuat sebuah wadah kolam penampungan seperti bak penampungan air," sebutnya.
Didampingi Tgk Patok selaku teknisi, M Isa, merincikan, wadah kolam buatan ini dibuat menggunakan besi dan terpal dibentuk bulat atau petak, berdiameter lebar minimal 3 meter hingga seterusnya, tinggi sekitar 1 meter.
Maka kolam buatan sudah bisa dijadikan tempat membudidayakan udang vaname ini. Lalu air asin yang telah dimasukan ke dalam wadah itu harus diberikan probiotik (cairan herbal) yang dijual agen khusus.
Selanjutnya harus menjaga PH air, dan menjaga bakteri baik, agar pertumbuhan udang vaname tidak terganggu dan cepat. Sedangkan untuk kebutuhan oksigen, pihaknya menggunakan sistem airator.
M Isa yang juga Panglima Sago dan Ketua KPA Langsa merincikan, untuk kolam buatan sistem bioflok diameter 3 meter bisa diisi atau berkapasitas benur (bibit) udang vaname sekitar 10 ribu dengan modal sekitar Rp 8,5 jt.
Kolam diamater 5 meter bisa untuk 20 ribu benur udang modal dibutuhkan sekitar Rp 10,5 juta, dan kolam diameter 10 meter bisa memelihara untuk 50 ribu bibit udang dengan modal sekitar Rp 25 juta.
Sementara untuk masa panen maksimal 3 bulan setiap kilogramnya sebanyak 60-70 ekor, dengan harga jual pada agen saat ini antara Rp 70-80 ribu/kg.
"Ke depan kita akan coba memadukan kolam sistem bioflok ini dengan tambak, yakni di usia benur udang 25-30 hari dari kolam bioflok kita dipindah ke tambak untuk proses pembesaran udang vaname lanjutannya," timpal Tgk Patok. (*)