Luar Negeri
Wartawan Iran Pemicu Demo 2017 Dihukum Mati, Walau Sempat melarikan Diri ke Paris
Seorang wartawan Iran, Selasa (30/6/2020) dijatuhi hukuman mati oleh Pengadilan Revolusi Iran. Ruhollah Zam sempat melarikan diri ke Paris, Perancis,
Zam dapat mengajukan banding atas hukumannya, yang dikeluarkan oleh Pengadilan Revolusi.
Nama pembela publiknya tidak segera diketahui.
Zam telah menjalankan situs web bernama AmadNews yang memposting video dan informasi memalukan tentang pejabat Iran.
Dia menyoroti karyanya pada saluran Telegram, aplikasi pesan aman yang sangat populer di kalangan orang Iran.
Demonstrasi 2017 dipicu lonjakan harga makanan secara tiba-tiba, warga melakukan demo besar-besaran.
Banyak yang percaya lawan garis keras Presiden Iran Hassan Rouhani menghasut demonstrasi di kota konservatif Mashhad di Iran timur, Mencoba kemarahan publik pada presiden.
Tetapi ketika protes menyebar dari kota ke kota, serangan balik melawan seluruh kelas yang berkuasa.
Segera, langsung menantang Rouhani, bahkan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei dapat didengar dalam video online yang dibagikan oleh Zam.
Saluran Zam juga berbagi waktu dan detail organisasi untuk protes.
Telegram menutup saluran atas keluhan pemerintah Iran yang menyebarkan informasi tentang cara membuat bom molotov.
Saluran kemudian berbah dengan nama Zam, yang mengatakan melarikan diri dari Iran setelah dituduh bekerja dengan badan intelijen asing.
Dia membantah telah menghasut kekerasan saat itu.
Protes 2017 dilaporkan 5.000 orang ditahan dan 25 orang tewas.
Zam adalah putra ulama Syiah Mohammad Ali Zam, seorang reformis yang pernah menjabat posisi pemerintahan awal 1980-an.
Sang ulama menulis surat yang diterbitkan oleh media Iran pada Juli 2017.