Hagia Sophia Akan Dialih Fungsi jadi Masjid, Tuai Kontroversi hingga Kewenangan Ada pada Erdogan

Pengalihan fungsi kembali Hagia Sophia telah menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat.

Editor: Amirullah
Ozan KOSE / AFP
Foto udara ini diambil pada 28 Juni 2020 di Istanbul menunjukkan museum Hagia Sophia di Istanbul. Pengadilan tinggi Turki dijadwalkan pada 2 Juli 2020 untuk memberikan vonis kritis pada status landmark landmark Istanbul yang menjadi museum masjid yang berubah menjadi masjid, Hagia Sophia, sebuah keputusan yang dapat mengobarkan ketegangan terutama dengan negara tetangga Yunani. Gedung abad keenam - sebuah magnet bagi para wisatawan di seluruh dunia dengan arsitekturnya yang menakjubkan - telah berfungsi sebagai museum sekuler sejak tahun 1930-an yang menjadikannya terbuka bagi umat beragama dari semua agama. 

SERAMBINEWS.COM - Status bangunan Hagia Sophia yang ada di Turki terus menuai kontroversi.

Meski demikian, pejabat setempat mengatakan kewenangan ada pada Presiden Erdogan, seperti diberitakan Al Jazeera, Kamis (2/7/2020).

Pengalihan fungsi kembali Hagia Sophia telah menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat.

Memang tak mudah bagi Turki untuk memutuskan.

Pasalnya, bangunan bersejarah ini memiliki keterkaitan dengan beragam budaya.

Dari simbol Kristen setelah didirikan oleh kaisar Bizantium Justinian I pada abad keenam, hingga lambang pengaruh luas Kekaisaran Ottoman Muslim.

Sejak saat itu Hagia Sophia telah menjadi jantung dari pertempuran ideologis dan politik berabad-abad yang lalu.

Isi Petisi Bersama Berbagai Negara Menentang Aneksasi Israel atas Palestina, Diluncur Parlemen RI

Zuraida 5 Kali Hubungan Intim dengan Jefri Sebelum Bunuh Suami, Kini Divonis Mati: Anak Bereaksi Ini

Gara-gara Sapi Masuk Rumah dan Rusak Tanaman, Pria Ini Bunuh Tetangga: Pukul dan Injak Korban

()

Orang-orang mengunjungi museum Hagia Sophia pada 26 Juni 2020 di Istanbul. Pengadilan tinggi Turki dijadwalkan pada 2 Juli 2020 untuk memberikan vonis kritis pada status landmark landmark Istanbul yang menjadi museum masjid yang berubah menjadi masjid, Hagia Sophia, sebuah keputusan yang dapat mengobarkan ketegangan terutama dengan negara tetangga Yunani. Gedung abad keenam - sebuah magnet bagi para wisatawan di seluruh dunia dengan arsitekturnya yang menakjubkan - telah berfungsi sebagai museum sekuler sejak tahun 1930-an yang menjadikannya terbuka bagi umat beragama dari semua agama. (Ozan KOSE / AFP)

Setelah Fatih Sultan Mehmed II menaklukkan Konstantinopel pada tahun 1453 dan membawa kota, yang kemudian dikenal sebagai Istanbul, ke dalam wilayah Islam, ia mengubah Hagia Sophia dari katedral jadi masjid.

Selama ratusan tahun, umat Muslim dari seluruh dunia berbondong-bondong untuk beribadah di sana.

Tetapi pada awal 1930-an, Mustafa Kemal Ataturk, pendiri republik Turki modern, menutup masjid dan mengubah bangunan itu menjadi museum sebagai bagian dari upayanya untuk mensekulerkan dan memodernisasi negara.

Nama Hagia Sophia kemudian dikenal sebagai Ayasofya.

Gara-gara Ayah Berutang Narkoba, Seorang Siswi SMP Diperkosa dan Dibunuh, Pelaku Akui Menyesal

Ini 6 Hal yang Memberatkan Hukuman Zuraida Hanum, Tak Manusiawi hingga Selingkuh

()

Seorang pengunjung Turki berdoa di depan Apsis, bagian suci yang menghadap ke arah timur Hagia Sophia, pada 26 Juni 2020 di dalam museum Hagia Sophia di Istanbul. Pengadilan tinggi Turki dijadwalkan pada 2 Juli 2020 untuk memberikan vonis kritis pada status landmark landmark Istanbul yang menjadi museum masjid yang berubah menjadi masjid, Hagia Sophia, sebuah keputusan yang dapat mengobarkan ketegangan terutama dengan negara tetangga Yunani. Gedung abad keenam - sebuah magnet bagi para wisatawan di seluruh dunia dengan arsitekturnya yang menakjubkan - telah berfungsi sebagai museum sekuler sejak tahun 1930-an yang menjadikannya terbuka bagi umat beragama dari semua agama. (Ozan KOSE / AFP)

Sejak saat itu dorongan untuk mengembalikan Hagia Sohpia jadi masjid sejak terus meningkat.

Dorongan tumbuh lebih tajam dalam beberapa tahun terakhir.

Halaman
12
Sumber: TribunnewsWiki
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved