Luar Negeri

Myanmar Tuduh China Ciptakan Masalah di Perbatasan, Minta Internasional Bertindak

Mengetahui peran aktif China, Myanmar menuduh Beijing memasok senjata militer canggih untuk menciptakan pemberontakan di negaranya.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Safriadi Syahbuddin
AP/Thein Zaw
Polisi Myanmar berpatroli di perbatasan negaranya 

K. Yhome, seorang Senior Fellow dengan ORF's Initiative Studies Initiative menyebutkan bahwa, beberapa analis telah menjelaskannya (peran China dalam politik Myanmar) dengan mengeksplorasi faktor-faktor yang menentukan variasi dalam respons China.

“Beberapa orang berpandangan bahwa tanggapan China sebanding dengan intensitas konflik dan dampaknya pada sisi perbatasannya, sementara yang lain melihat hubungan antara nasionalisme domestik China dan kebijakan luar negerinya," katanya.

Inisiatif Belt and Road (BRI) oleh Presiden China, Xi Jinping yang bernilai trilyun dolar telah menemukan jalannya ke Myanmar pada saat oportunistik ini dan Koridor Ekonomi China-Myanmar (CMEC) diselesaikan.

Pantas Saja Diincar China, Ternyata Natuna Utara Simpan Gunungan Harta Karun

Donald Trump Sebut China Senang Ribut Dengan Tetangga, Klaim Wilayah Berdasarkan Sejarah

Ketegangan Belum Reda, India dan China Kerahkan Puluhan Ribu Tentara ke Lembah Galwan

Namun, para ahli berspekulasi bahwa banyak proyek di bawah CMEC berlokasi di atau dekat daerah konflik bersenjata aktif.

G Parthasarathy, mantan Komisaris Tinggi untuk Pakistan menulis, China terlalu ikut campur dalam urusan internal Myanmar dengan menyediakan tempat yang aman, dengan dukungan politik dan bersenjata kepada beberapa kelompok pemberontak separatis.

“China juga berusaha memainkan peran sebagai mediator dalam negosiasi antara pemerintah Myanmar dan pakaian separatis, ” tulisnya.

China ingin Myanmar tetap lemah & miskin

“China memainkan permainan multi dimensi di Asia, khusunya Asia Selatan. China ingin melemahkan India. India sedang berperang dengan Pakistan dan tidak ingin membuat musuh baru dengan Myanmar, ”kata seorang akademisi Australia.

Melansir dari Times Now News, seorang diplomat yang berada di Myanmar mengatakan bahwa tujuh kelompok pemberontak yang berbeda di Myanmar telah menerima senjata dan dukungan dari China

Pantas Saja Diincar China, Ternyata Natuna Utara Simpan Gunungan Harta Karun

Tentara India Siapkan Pakaian Khusus Kedap Air Hadapi China di Lembah Galwan

China Cari Keributan dengan Bhutan, Sekutu Dekat India

Ia menambahkan bahwa China ingin menjauhkan negara Barat dari Myanmar dengan membuat Myanmar lemah dengan catatan perlakuan kemanusiaan yang buruk.

Tentara Arakan adalah kelompok teroris terbesar di negara bagian Rakhine Myanmar dan merupakan sayap bersenjata partai politik, Liga Arakan (ULA).

Teroris tidak mendapatkan senjata dari China secara gratis, tetapi melakukan pembayaran kepada kelompok yang terkait dengan China di Asia Tenggara untuk semua senjata dan amunisi. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved