Luar Negeri
Taliban Dibiayai Rusia, Bunuh Tentara AS dan NATO, Perdamaian Afghanistan di Ujung Tanduk
Kelompok Taliban di Afghanistan dituduh menerima dana dari Rusia untuk membunuh tentara AS dan NATO. Kasus itu menjadi kontroversi besar
SERAMBINEWS.COM, ISLAMABAD - Kelompok Taliban di Afghanistan dituduh menerima dana dari Rusia untuk membunuh tentara AS dan NATO.
Kasus itu menjadi kontroversi besar antara Pemerintah AS dengan laporan intelijen bahwa Rusia membiayai pemberontak yang terkait Taliban.
Identitas para pemberontak yang mengambil uang masih samar-samar.
Tetapi pembayarannya telah dilacak kepada seorang penguasa narkoba Afghanistan, Rahmatullah Azizi, yang tinggal di Moskow.
Hal itu diungkapkan oleh pejabat Afghanistan kepada wartawan The Associated Press (AP), Sabtu (4/7/2020).
Para pejabat mengatakan uang itu dikirim melalui saudara Azizi, Wahidullah, yang menjadi perantara bagi mereka yang memfasilitasi serangan terhadap pasukan AS.
The New York Times pertama melaporkan intelijen AS mengklaim ada hadiah serta keterlibatan Azizi.
Ditambah dengan ketidakpastian dan penundaan yang berputar-putar di sekitar perjanjian perdamaian AS-Taliban,
Pentagon merilis laporan pada Rabu (1/7/2020) yang mempertanyakan komitmen Taliban untuk mengakhiri hubungannya dengan Al-Qaeda.
Kesepakatan damai itu menyerukan Taliban untuk berperang melawan organisasi teroris.
Dan memastikan Afghanistan tidak akan digunakan lagi untuk menyerang kepentingan AS atau sekutunya.
Para kritikus mengatakan para militan Taliban tidak bisa dipercaya.
• Taliban Serang Dua Pos Pemeriksaan, 18 Tentara Pemerintah Afghanistan Meninggal
• Bom Meledak di Masjid Afghanistan saat Shalat Jumat, Imam dan 3 Orang Lainnya Meninggal
• PM India Pantau Pangkalan Militer Ladakh: Musuh India Telah Melihat Api
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid membantah kontak dengan Al-Qaeda di anak benua India.
Dia mengatakan para gerilyawan berkomitmen dengan perjanjian damai yang diprakarsai AS.

Sedangkan Zalmay Khalilzad , Utusan As untuk Afghanistan, Sabtu (4/7/2020) mengatakan telah melakukan pertemuan dengan para pemimpin Taliban di luar negeri.