Luar Negeri
Roket Milisi Iran Salah Sasaran, Targetkan Diplomat dan Tentara AS, Rumah Warga Jadi Korban
Dua roket milisi Iran dengan target diplomat dan militer Amerika di kawasan Zona Hijau, Baghdad salan sasaran
Dilansir AFP, Minggu (5/7/2020), tidak ada komentar langsung dari kedutaan tentang apakah sistem itu digunakan melawan roket.
Irak telah lama terjebak antara dua sekutu utamanya Iran dan AS, musuh bebuyutan yang hubungannya semakin hancur sejak Washington menarik diri dari kesepakatan nuklir dengan Teheran pada 2018.
Baghdad dengan hati-hati menyeimbangkan hubungannya dengan kedua negara, tetapi tembakan roket yang berulang kali berisiko mengguncang hubungan keduanya,.
AS menyalahkan serangan terhadap Kataeb Hezbollah, sebuah faksi yang didukung Teheran dalam jaringan unit-unit bersenjata yang disponsori negara Irak yang dikenal sebagai Hashsha-Shaabi.
Washington telah menuntut pemerintah Irak untuk lebih keras terhadap kelompok itu.
Pasukan lokal sudah lama ragu-ragu, takut tindakan langsung terhadap aktor sekuat itu akan menghadapi konfrontasi yang lebih luas.
Namun bulan lalu, pasukan keamanan melakukan serangan pertama terhadap pangkalan Kataeb Hizbullah di tepi Baghdad, merebut roket dan menangkap 14 milisi yang diduga merencanakan serangan di Zona Hijau.
Langkah itu dielu-elukan oleh Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo.
Pompeo mengatakan kelompok-kelompok nakal , satu-satunya penghalang terbesar untuk bantuan tambahan atau investasi ekonomi untuk Irak.
"Tindakan Baghdad adalah langkah ke arah yang benar dan kami memuji mereka," katanya pekan lalu.
Namun dalam beberapa hari, semua, kecuali satu milisi dibebaskan dan beberapa terlihat membakar bendera AS dan Israel dan menginjak gambar Perdana Menteri Irak, Mustafa al-Kadhemi.
Kadhemi berulang kali bersumpah untuk mengakhiri tembakan rudal dan serangan yang berkelanjutan yang dipandang sebagai tantangan bagi otoritasnya.
Kataeb Hezbollah secara khusus sangat curiga terhadap Kadhemi, menuduhnya terlibat dalam pembunuhan AS Jenderal Iran Qasem Soleimani dan wakil kepala Hash dalam serangan drone Januari 2020 di Baghdad.
Kelompok ini pertama kali mulai memerangi pasukan AS pada tahun 2003, setelah invasi pimpinan Amerika untuk menjatuhkan Saddam Hussein.
Menurut pakar paramiliter Michael Knights, itu adalah sekutu Irak bersenjata Korps Pengawal Revolusi Iran, yang oleh Washington telah ditetapkan sebagai kelompok teroris.(*)