Luar Negeri
Mesir Bungkam Kritikan Virus Corona, Dokter Harus Tetap Bekerja Walau Sekarat atau Dihukum
Malang benar nasib petugas medis yang menangani pasien virus Corona Mesir. Bagaimana tidak, seusai menulis artikel tentang kekurangan alat pelindung
Memerintahkan perusahaan swasta untuk membuat masker dan peralatan untuk petugas kesehatan.
El-Sissi telah menganggarkan bonus untuk pekerja medis, antara 44 sampai 76 dolar AS atau Rp 634 ribu sampai Rp 1,1 juta per bulan.
Tetapi tenaga kesehatan mengeluarkan peringatan di media sosial.
Dokter mengatakan kekurangan telah memaksa mereka untuk membeli masker bedah dengan gaji yang sedikit.
Keluarga meminta tempat perawatan intensif.
Dokter gigi dan apoteker mengeluh dipaksa menangani pasien yang diduga terinfeksi virus dengan sedikit pelatihan.
Pandemi telah mendorong Medical Syndicate Mesir (MSM), sebuah kelompok profesional non-politik untuk ikut berperan.
Kelompok itu sebagai satu-satunya pembela negara untuk hak dokter dan tenaga medis.
Bulan lalu, serikat pekerja merilis surat kepada jaksa penuntut umum menuntut pembebasan lima dokter yang ditahan.
Kelimanya mengekspresikan pandangan tentang tanggapan virus pemerintah.
Ada laporan lebih banyak yang ditangkap daripada yang dilaporkan, kata seorang anggota dewan, tetapi keluarga tetap diam.
Semangat rendah para dokter merosot lebih jauh pekan lalu, menyusul penangkapan anggota dewan dan bendahara Mohamed el-Fawal.
Mereka menuntut di Facebook, perdana menteri meminta maaf.
Atas komentar yang menyalahkan petugas kesehatan atas lonjakan kematian akibat virus Corona .
Dalam briefing yang disiarkan televisi, Perdana Menteri Mustafa Madbouly mengkritik kelalaian dan kesalahan manajemen dokter.
Sehingga, telah membahayakan kesehatan warga.