Indonesia Borong 8 Pesawat MV-22 Osprey Block C Senilai Rp 29 Triliun dari Amerika, Ini Kelebihannya

Selain itu, Indonesia membeli 20 senapan mesin M-240-D 7.64 mm dan senapan mesin GAU-21.

Editor: Amirullah
US Marine Corps via Kompas.com
Helikopter tiltrotor MV-22 Osprey yang dioperasikan oleh Marinir AS. 

SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON - Indonesia bakal membeli delapan pesawat angkut militer MV-22 Block C Osprey dari Amerika Serikat (AS) senilai US$ 2 miliar atau sekitar Rp 29 triliun.

Termasuk, mesin 24 AE 1107C Rolls-Royce, 20 radar infra merah forward-looking AN/AAQ-27, sistem peringatan rudal AN/AAR-47, dan radar penerima peringatan AN/APR-39.

Selain itu, Indonesia membeli 20 senapan mesin M-240-D 7.64 mm dan senapan mesin GAU-21.

Melansir Defence News, potensi penjualan tersebut AS umumkan melalui situs Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan (DSCA), Senin (6/7/2020).

Pengumuman itu saat AS berupaya meningkatkan kehadirannya dan kemampuan negara-negara mitra di Asia Pasifik untuk menumpulkan kepentingan Cina di wilayah tersebut.

Ini merupakan pengumuman DSCA pertama tentang penjualan senjata ke Indonesia sejak setidaknya September 2017 lalu.

Terungkap Alasan Pemuda Tampan 24 Tahun Nikahi Nenek 81 Tahun, Ternyata Demi Hal Ini

Gugatan soal Pilpres 2019 Dikabulkan MA, Akankah Menguntungkan Prabowo-Sandi?

Membantu Indonesia

“Penjualan potensial ini akan mendukung tujuan kebijakan luar negeri dan tujuan keamanan nasional AS dengan meningkatkan keamanan mitra regional penting yang merupakan kekuatan bagi stabilitas politik, dan kemajuan ekonomi di kawasan Asia-Pasifik," bunyi pemberitahuan DSCA.

"Sangat penting bagi kepentingan nasional AS untuk membantu Indonesia dalam mengembangkan dan mempertahankan kemampuan pertahanan diri yang kuat dan efektif," sebut mereka yang menambahkan, penjualan itu akan meningkatkan kemampuan kemanusiaan dan bantuan bencana Indonesia dan mendukung operasi amfibi.

()

Helikopter tiltrotor MV-22 Osprey yang dioperasikan oleh Marinir AS.(US Marine Corps) ()

Pengumuman DSCA berarti Departemen Luar Negeri AS telah memutuskan Program Penjualan Militer Luar Negeri (FMS) potensial memenuhi standar.

Tetapi, bukan jaminan penjualan akan terjadi sesuai yang DSCA umumkan.

Setelah mendapat persetujuan Kongres AS, pembeli dari luar negeri mulai bernegosiasi tentang harga dan kuantitas, yang keduanya bisa berubah hingga negosiasi berakhir.

Harga Mobil Murah di Bursa Lelang, Toyota Agya Mulai Rp 50.000.000, Daihtsu Ayla: Rp 60.000.000

Gerebek Angel Lelga Bersama Pria Lain Saat Masih Menjadi Istrinya, Vicky Ditahan Atas Dugaan Ini

VIRAL Dua Petugas Medis Buang Jenazah Pasien Covid-19 di Trotoar Jalanan, Aksinya Terekam CCTV

Kelebihannya

Dalam paket pembelian delapan pesawat angkut militer tersebut dilengkapi pula dengan sejumlah perangkat.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved