Jurnalisme Warga

Nikmatnya Mi Kepiting di Kuala Bubon

PADA awal Januari 2020 saya ditugaskan ke Meulaboh, ibu kota Kabupaten Aceh Barat. Bagi saya, Meulaboh sudah tak asing lagi

Editor: bakri
zoom-inlihat foto Nikmatnya Mi Kepiting di Kuala Bubon
IST
AHMAD MUHARRIA RAJHASLA PUTRA, S.T., M.Kom., alumnus Ruhul Islam Anak Bangsa dan pegawai bank swasta di Banda Aceh, melaporkan dari Meulaboh, Aceh Barat

OLEH AHMAD MUHARRIA RAJHASLA PUTRA, S.T., M.Kom., alumnus Ruhul Islam Anak Bangsa dan pegawai bank swasta di Banda Aceh, melaporkan dari Meulaboh, Aceh Barat

PADA awal Januari 2020 saya ditugaskan ke Meulaboh, ibu kota Kabupaten Aceh Barat. Bagi saya, Meulaboh sudah tak asing lagi. Setiap saya pulang kampung bersama keluarga ke Babah Lhok, Aceh Barat Daya, pastilah melewati kota ini.

Jika ditilik ke belakang, Meulaboh adalah salah satu kawasan yang cukup parah terdampak tsunami Aceh. Namun kini, daerah yang dipimpin Bapak Ramli MS ini terlihat sudah lebih cantik dan ramai, khususnya pada malam hari.

Meulaboh berjarak 238 km dari ibu kota Provinsi Aceh, Banda Aceh. Waktu tempuh dari Banda Aceh melalui jalur darat ke Meulaboh sekitar 3,5-5 jam, tergantung kecepatan kita mengemudi.

Perjalanan dari Banda Aceh ke Meulaboh tidaklah selamanya mulus. Jalanan bergelombang yang cukup panjang akan ditemui. Belum lagi kawanan ternak yang kerap melintas bahkan duduk bergerombol di badan jalan. Hal ini membuat kita harus ekstrahati-hati dan mengurangi kecepatan. Jika bepergian pada malam hari maka harus lebih hati-hati lagi.

Pada suatu kesempatan, tepatnya di daerah Aceh Jaya, terlihat dari kejauhan seperti ada keramaian orang. Awalnya saya berpikir sedang ada razia oleh polisi. Semakin dekat ternyata sebuah mobil sudah ringsek parah. Di depannya terduduk seekor kerbau besar menahan sakit dan mengeluarkan darah. Lantas terbesit dalam benak saya siapalah pemilik hewan ini? Mengapa setiap malam ada saja ternak yang masih berkeliaran? Apakah ini salah satu cara agar ternaknya tetap gemuk sehingga dibiarkan mencari makan sendiri, tidak seperti sapi kurus di Saree, Aceh Besar yang sempat viral beberapa pekan lalu itu.

Menurut saya, kondisi seperti ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut  karena menyangkut keselamatan dan nyawa orang yang berkendara di jalur Banda Aceh-Meulaboh.

Senang di Meulaboh

Tugas baru di Meulaboh yang saya diemban membuat saya merasa sangat senang. Betapa tidak, Meulaboh lebih dekat dengan Aceh Barat Daya, tanah kelahiran ayah saya. Hal ini memungkinkan saya untuk lebih sering mengunjungi dan bersilaturahmi ke keluarga besar di sana.

Alasan lainnya, di Meulaboh banyak teman seperjuangan saya saat masa pendidikan dulu. Kini mereka sukses di bidang masing-masing. Ada yang jadi dosen, ustaz, pengusaha, dan lainnya.

Selain itu, bagi saya, saat mengunjungi suatu tempat maka tidak bisa dipisahkan dengan kulinernya. Berbicara masalah kuliner, Meulaboh tidak kalah menggoda daripada daerah lain. Di sepanjang jalan Meulaboh banyak kita dapati berbagai kuliner, baik makanan maupun minuman. Salah satu kuliner yang sangat menarik untuk dikunjungi adalah warung mi kepiting Kuala Bubon, Meulaboh. Tempat wisata kuliner ini berjarak lebih kurang 14 km dari Meulaboh.

Berpengalaman dari ajakan teman sebelumnya membuat saya tersugesti untuk kembali lagi ke sini dengan mengajak keluarga. Sebagai salah satu penggemar kuliner kepiting rasanya tak ada alasan untuk menunda kesempatan tersebut.

Saya bersama keluarga memutuskan berangkat pada malam hari sepulang dari kantor. Hujan yang lebat saat itu tak jadi penghalang. Sepanjang perjalanan terbayang lezatnya sajian kepiting di tempat tersebut. Sekitar 15 menit perjalanan dari Meulaboh sampailah kami di tempat tujuan.

Saat memasuki warung terlihat sebuah tempat seperti kulah persegi dengan empat bagian. Di sana terdapat kepiting hidup dalam beberapa ukuran. Tak ketinggalan di sana juga kami dapati lobster. Menurut informasi dari salah satu pekerja saat itu, kepiting-kepiting ini dibeli di tempat lain, bukan diambil dari tambak sendiri.

Tak sabar untuk mencicipi menu favorit ini, kami pun langsung memesan mi rebus kepiting. Di sini juga tersedia mi kerang. Dalam satu piring mi rebus biasanya terdapat dua ekor kepiting berukuran sedang. Jika memilih ukuran kepiting yang besar maka pekerja akan menawarkan kepada kita bukan dalam satuan, melainkan ditimbang beratnya dalam kiloan.  Karena penasaran dengan kepiting besar kami pun minta ditimbang dengan berat 1 kg. Dapatlah tiga ekor kepiting dalam ukuran cukup besar.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved