KUPI BEUNGOH

Misteri Dana Abadi Pendidikan Aceh: Triliunan Rupiah yang Mengendap Tanpa Manfaat

Lebih dari dua dekade berlalu sejak Pemerintah Aceh menetapkan kebijakan pembentukan Dana Abadi Pendidikan.

Editor: Muhammad Hadi
FOR SERAMBINEWS.COM
Dr. Iswadi, M.Pd, Dosen Universitas Esa Unggul-Jakarta 

Penulis: Dr. Iswadi, M.Pd*)

Lebih dari dua dekade berlalu sejak Pemerintah Aceh menetapkan kebijakan pembentukan Dana Abadi Pendidikan. 

Tujuannya tampak mulia: memastikan keberlanjutan pembiayaan pendidikan bagi generasi Aceh setelah berakhirnya dana otonomi khusus. 

Namun, seiring waktu, dana yang disebut sebut mencapai triliunan rupiah itu justru menimbulkan lebih banyak tanda tanya daripada manfaat nyata. 

Di balik jargon abadi dan investasi masa depan, tersimpan kisah klasik tentang birokrasi, ketertutupan, dan kegagalan menunaikan janji terhadap rakyat Aceh.

Dana Abadi Pendidikan Aceh (DAPA) pertama kali diatur dalam Qanun Aceh Nomor 5 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Pendidikan. Ketentuan itu diperkuat lagi lewat Qanun Nomor 7 Tahun 2012 tentang Dana Abadi Pengembangan Sumber Daya Manusia Aceh. 

Tujuannya jelas: sebagian dana otonomi khusus yang diterima Aceh setiap tahun disisihkan untuk tabungan jangka panjang pendidikan. 

Sejak 2003, dana ini mulai disetorkan bertahap dan ditempatkan di Bank Aceh Syariah. 

Pemerintah mengklaim langkah ini sebagai bentuk kemandirian dan visi jangka panjang, agar pendidikan Aceh tak tergantung pada dana pusat.

Namun, dua dekade kemudian, realitas di lapangan justru menyedihkan. 

Dana yang kabarnya sudah mencapai Rp1,3 hingga Rp1,4 triliun itu tak kunjung dimanfaatkan. 

Pemerintah Aceh berulang kali menyatakan bahwa dana tersebut belum bisa dicairkan karena belum ada qanun teknis yang mengatur tata kelola dan pemanfaatannya. 

Pernyataan ini diulang dari masa ke masa, dari satu gubernur ke gubernur berikutnya, seolah menjadi pembenaran abadi untuk tidak bertindak.

Baca juga: Dana Pemerintah Aceh Mengendap Rp 3,1 Triliun di Bank, Berikut Rincian Kepala BPKA: Perlu Diluruskan

Padahal, publik berhak bertanya: bagaimana mungkin sebuah dana sebesar itu disimpan selama lebih dari 20 tahun tanpa hasil yang dirasakan masyarakat? 

Di tengah rendahnya kualitas pendidikan, minimnya beasiswa, serta keterbatasan sarana sekolah di pelosok Aceh, triliunan rupiah justru dibiarkan mengendap. 

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved