Opini

Dilema Pengelolaan Pasar Rakyat  

Walau di awal penuh perdebatan nama pasar baru di Gampong Lamdingin, Banda Aceh, dari nama PSKG (singkatan yang sedikit aneh)

Editor: bakri
zoom-inlihat foto Dilema Pengelolaan Pasar Rakyat   
IST
Prof. Dr. Ir. Izarul Machdar, M.Eng., Guru Besar Ilmu Lingkungan pada Fakultas Teknik Unsyiah

Oleh Prof. Dr. Ir. Izarul Machdar, M.Eng., Guru Besar Ilmu Lingkungan pada Fakultas Teknik Unsyiah

Walau di awal penuh perdebatan nama pasar baru di Gampong Lamdingin, Banda Aceh, dari nama PSKG (singkatan yang sedikit aneh), SAKRAL-Pasar Samudra Kutaraja Gemilang Lamdingin, SAKURA- Pasar Samudra Kutaraja Gemilang, hingga PASGA-Pasar Samudra Gemilang, yang pada akhirnya dengan kesepakatan Forkopimda diberilah nama pasar tersebut Al-Mahirah Lamdingin, yang diresmikan oleh Sekda Aceh pada selasa 7 Juli yang lalu.Namun, nama terakhir ini pun juga rancu.

Ada tiga kata yang mirip dengan bunyi kata itu yang artinya berlainan. Almahyra, nama bergender perempuan yang salah satu artinya "beruntung", almahira juga bergender perempuan berarti putri raja, dan almahirah yang berarti pandai. Maharani (ratu-gender perempuan) adalah turunan dari kata mahira.

Dari ketiga nama di atas, yang mungkin sesuai untuk nama sebuah pasar adalah "Al-Mahyra-beruntung" bukan Almahirah. Tapi, ini juga rancu, karena kata "almahyra" bergender perempuan, sedangkan banyak penjual juga laki-laki yang ingin "beruntung" juga.

Terlepas dari nama yang masih penuh debat itu (apakah arti sebuah nama....), tulisan ini akan melihat dari sisi sistem sanitasi (desain konstruksi) dari pasar baru tersebut. Ini lebih penting dari sekedar berdebat tentang nama pasar, mengingat tujuan awal pembangunan pasar ini adalah menciptakan suatu pasar rakyat di Banda Aceh yang lebih "modern" (bersih, teratur, dan nyaman) dan mencitrakan syariat Islam (halal dan jujur).

Almahira Lamdingin

Pasar Almahira dibangun sebagai pengganti Pasar Peunayong yang dianggap tidak layak lagi karena semwarut, sempit, dan kotor. Di samping itu, karena terbatasnya lahan parkir, kemacetan sering terjadi di sekitar Peunayong. Diperkirakan, lebih dari 280 pedagang yang ada di Pasar Peunayong perlu dipindahkan ke pasar yang baru.

Pasar Almahira dibangun sejak tahun 2016 dengan luas sekitar 2 hektare dan memiliki 452 lapak dan 91 kios, sehingga dapat menampung semua pedagang dari pasar lama (Pasar Peunayong). Pasar Almahira baru dapat digunakan pada bulan Juni 2020. Sebagian besar syarat komponen infrastruktur pasar yang layak telah dibangun di Pasar Almahira. Walaupun demikian, kondisi saat ini (sistem sanitasi dan problema bau) berkaitan dengan kelemahan desain bangunan sanitasi.

Mengingat pentingnya kebersihan berkaitan dengan bahan makanan yang akan dijual (tidak tercemar bakteri E.coli, misalnya), maka desain dan pengawasan sanitasi pasar perlu menjadi perhatian pihak pengelola dalam usaha mencegah penyebaran penyakit kepada penjual maupun pembeli serta masyarakat di sekitar pasar.

Berkaitan dengan sanitasi, situasi Pasar Almahira terlihat kompleks, karena bercampurnya aktivitas perdagangan sayur-mayur dengan karkas dan ikan. Pasar sayur yang letaknya berdampingan dengan pasar karkas dan ikan terkontaminasi oleh bahan buangan (air kotor pencucian ayam potong dan bau menyengat dari pasar ikan).

Sumber bau dari gedung pasar sayur juga tak lepas dari sistem desain saluran air kotor yang berada di lantai gedung. Air limbah yang berasal dari gedung pemotongan unggas mengalir dan mencemari ruang pasar sayur yang menimbulkan bau tidak sedap. Selain itu, umumnya seluruh saluran air di gedung penjualan ayam potong tersumbat kotoran bulu ayam dan jeroan. Para pedagang umumnya membuang kotoran hasil sisa pembersihan ayam ke dalam saluran air. Walaupun sebagian ada yang memasukkan ke dalam tempat kotoran, tetapi umumnya kotoran berserakan di lantai pasar dan menyumbat saluran air kotor.

Di lokasi gedung pasar ikan, saluran air kotor tersumbat potongan ikan. Lantai di gedung penjualan ikan sebagian tidak rata, sehingga pada lokasi-lokasi tertentu terdapat genangan air pencucian ikan. Umumnya pengunjung pasar ikan hanya datang ke lokasi kering (tidak ada genangan air), sehingga pedagang ikan banyak yang mengeluh dengan kondisi ini.

Limbah cair dari setiap gedung pasar dialirkan ke tangki penampung yang berada di luar gedung. Limbah mengalir melalui saluran terbuka di dalam gedung. Air dari saluran mengalir masuk ke dalam tangki penampung. Limbah selanjutnya dialirkan ke kolam tambak yang berada di belakang area pasar.

Bau sangat menyengat pada outlet keluaran limbah dan masih berwarna merah darah (darah potongan unggas) menunjukkan sistem pengolahan belum efektif. Untuk itu, review desain tangki pengolahan limbah perlu dilakukan oleh pengelola.

Dilema pasar rakyat

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved