Luar Negeri
Iran Perkuat Sistem Pertahanan Udara Suriah, Rusia dan Eropa Bentrok Soal Bantuan Kemanusiaan
Pemerintah Iran menyatakan siap memperkuat sistem pertahanan udara Suriah. Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Jenderal Mohammad Hossein Bagheri
SERAMBINEWS.COM, DAMASKUS - Pemerintah Iran menyatakan siap memperkuat sistem pertahanan udara Suriah.
Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Jenderal Mohammad Hossein Bagheri telah menemui Presiden Suriah, Bashar al-Assad di Damaskus, Jumat (10/7/2020).
Dia bertemu dengan Presiden Suriah Bashar Assad selama kunjungan keduanya ke Suriah sejak 2019.
Assad mengatakan perjanjian yang ditandatangani oleh kedua belah pihak adalah hasil kerja sama untuk menghadapi terorisme di Suriah.
Bagheri mengatakan akan meningkatkan tekad kedua negara untuk menghadapi tekanan AS.
Dilansir AFP, Jumt (10/7/2020), dia tidak menjelaskan lebih lanjut.
Sekutu AS, Israel sesekali menyerang pasukan Iran di Suriah yang menurut Iran ada di sana untuk mendukung perang Suriah.
Melawan kelompok-kelompok pemberontak sebagai bagian dari upaya mengakhir perang saudara selama 9 tahun di negara itu.

• Dokter Suriah Lari ke Jerman Ditangkap, Dituduh Siksa Tahanan Pada 2011
• Israel Lanjutkan OperasI Militerdi Suriah, Pasukan Iran Harus Pergi
• Pelapor Khusus PBB Keluarkan Laporan, AS Harus Bertanggungjawab Atas Kematian Jenderal Top Iran
Israel memandang Iran di perbatasan utara sebagai garis merah.
Israel juga telah berulang kali mengenai fasilitas dan konvoi senjata Iran.
Termasuk yang dikirim untuk kelompok militan yang didukung Iran, Hizbullah di Lebanon.
Dalam sebuah video singkat yang ditayangkan di TV pemerintah Iran, Assad terlihat menerima Bagheri dan delegasinya.
Pada November 2019, jet tempur Israel menghantam beberapa sasaran milik pasukan elit Iran Quds di Suriah.
Menyusul tembakan roket ke Dataran Tinggi Golan yang dikontrol Israel oleh kelompok Hizbullah.
Iran, yang jarang mengomentari serangan Israel telah menjadi pendukung No.1 dari Assad.
Juga mendukung kelompok-kelompok militan anti-Israel seperti Hamas, Palestina dan Hizbullah Lebanon.
Sementara, Rusia dan Eropa berada dalam pertikaian tentang melanjutkan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Suriah.
Khususnya yang dikuasai kelompok pemberontak di baratlaut setelah mandat PBB berakhir pada Jumat (10/7/2020)
Jerman dan Belgia menyerukan pemungutan suara pada rancangan resolusi yang akan mempertahankan dua perbatasan dari Turki ke barat laut selama enam bulan.
Hal itu didukung oleh Sekretaris Jenderal PBB, Kepala Kemanusiaan PBB, dan banyak organisasi bantuan.
Tanpa menunggu pengumuman itu, Rusia mengumumkan Kamis malam, telah mengedarkan resolusi baru yang hanya mengizinkan satu penyeberangan dari Turki selama satu tahun.
Itu menempatkan rancangan dalam bentuk yang dapat dimasukkan ke pemungutan suara.
Serangkaian tweet dari wakil duta besar Rusia untuk PBB, Dmitry Polyansky mengumumkan resolusi baru Rusia.
Dia mendesak dukungan Barat, mengindikasikan, Moskow akan memveto rancangan Jerman-Belgia.
Rusia, sekutu terdekat Suriah, berpendapat bantuan harus diberikan dari dalam wilayah Suriah melintasi garis konflik.
Tetapi PBB dan kelompok-kelompok kemanusiaan mengatakan bantuan untuk 2,8 juta orang yang membutuhkan di baratlaut tidak dapat menghalangi hal itu.
Resolusi Jerman-Belgia yang dipilih akan memperpanjang mandat dua penyeberangan perbatasan dari Turki ke baratlaut, Bab al-Salam dan Bab al-Hawa selama enam bulan.
Resolusi yang dirancang oleh Rusia hanya akan mengizinkan pengiriman lintas batas melalui penyeberangan Bab al-Hawa, selama satu tahun.
Duta Besar Jerman untuk PBB, Christoph Heusgen, mengatakan penyeberangan Bab Al-Hawa digunakan untuk mengirimkan bantuan ke provinsi Idlib.
Penyeberangan Bab al-Salam mencapai wilayah utara Aleppo, di mana 300.000 warga Suriah terlantar.
"Kedua wilayah dipisahkan oleh garis konflik," katanya.
Polyansky mengatakan Bab Al-Hawa menyumbang lebih dari 85 persen dari total volume operasi militer.
"Kami dengan tegas menolak klaim bahwa Rusia ingin menghentikan pengiriman bantuan kemanusiaan kepada penduduk Suriah," tweetednya.
"Draf kami adalah bukti terbaik bahwa tuduhan ini tidak berdasar,” katanya.
Pada Januari 2020, Rusia mencetak kemenangan bagi Suriah, menggunakan veto untuk memaksa Dewan Keamanan mengadopsi resolusi mengurangi jumlah titik persimpangan.
Untuk pengiriman bantuan dari empat menjadi hanya dua, dari Turki ke barat laut.
Itu juga memotong setengah mandat selama setahun yang telah ada sejak pengiriman lintas perbatasan dimulai pada 2014 menjadi enam bulan, seperti yang ditekankan Rusia.
Resolusi Jerman-Belgia yang dikalahkan telah menjatuhkan seruan untuk pembukaan kembali penyeberangan Irak ke timurlaut.
Untuk mengirimkan pasokan medis untuk pandemi COVID-19.
Pada Mei 2020, Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengatakan:
"Jangan buang waktu Anda pada upaya untuk membuka kembali titik-titik lintas batas yang tertutup."(*)