Luar Negeri
Remaja Usia 15 Tahun Meninggal dalam Perjalanan ke Rumah Sakit, Positif Wabah Pes
Kementerian Kesehatan Mongolia pada Selasa (14/7/2020) mengatakan bocah lelaki usia 15 tahun ini positif terinfeksi wabah pes.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Mursal Ismail
Kasus-kasus wabah pes terus dilaporkan selama beberapa waktu ini.
Penyakit yang disebabkan oleh wabah pes adalah salah satu infeksi bakteri paling mematikan dalam sejarah manusia.
Wabah pes ini juga sudah menewaskan sekitar 50 juta orang di Eropa selama masa Black Death atau kematian hitam di Abad Pertengahan.
Wabah pes merupakan salah satu dari tiga wabah, menyebabkan kelenjar getah bening membengkak disertai dengan demam, kedinginan, dan batuk.
• WASPADA! WHO Peringatkan Wabah Covid-19 Meningkat dengan Cepat, Kini di Fase Baru & Berbahaya
• Wabah Covid-19 di Dunia Kembali Meningkat Cepat, WHO: Ini Fase Baru dan Berbahaya
Dikutip dari CNN, pada pertengahan abad, di Eropa telah muncul antibiotik yang dapat mengobati sebagian besar infeksi jika ditangani lebih cepat.
Pengobatan modern saat ini dapat mengobati, tapi belum mampu menghilangkan wabah pes seluruhnya.
Baru-baru ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengkategorikan wabah ini sebagai penyakit yang muncul kembali.
Menurut WHO, di mana saja dari 1.000 hingga 2.000 orang mendapatkan wabah tersebut di setiap tahunnya.
Tetapi jumlah ini merupakan perkiraan sederhana, tanpa memperhitungkan kasus yang tidak dilaporkan.
Tiga negara paling endemik dimana wabah pes secara permanen terus bertahan di dalamnya adalah Republik Demokratik Kongo, Madagaskar, dan Peru.
• Covid-19 Belum Usai, Wabah Virus Ebola Muncul Lagi, Menkes Kongo Laporkan 4 Kematian dan Infeksi
Saat ini belum ada vaksin yang efektif untuk melawan wabah.
Namun jika infeksi penyakit ini cepat ditangani, antibiotik modern dapat mencegah komplikasi dan kematian.
Wabah pes yang tidak diobati dapat berubah menjadi wabah pneumonia yang dapat berkembang pesat, setelah bakteri menyebar ke paru-paru. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)