Breaking News

Wabah Covid-19 di Dunia Kembali Meningkat Cepat, WHO: Ini Fase Baru dan Berbahaya

Tedros juga mengatakan bahwa dunia saat ini tengah memasuki fase baru dan berbahaya di mana banyak orang disarankan untuk tetap lebih banyak di rumah.

Editor: Yocerizal

Wabah Covid-19 di Dunia Kembali Meningkat Cepat, WHO: Ini Fase Baru dan Berbahaya

SERAMBINEWS.COM - Di tengah fase normal baru, ternyata dunia juga masuk fase bahaya baru. Wabah virus Corona di dunia dikabarkan kembali mengalami lonjakan, setelah sebelumnya sempat menurun. 

Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa saat ini wabah virus Corona yang menyebabkan munculnya penyakit Covid-19 kembali meningkat cepat dan telah berada di tingkat fase yang baru dan berbahaya.

Lebih dari 150.000 kasus infeksi baru virus corona dilaporkan ke badan kesehatan global itu pada Kamis lalu, menurut NZ Herald sebagaimana dikutip Kompas.com.

Angka tertinggi yang terjadi dalam satu hari sejauh ini, menurut Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Konferensi Pers di Jenewa, Jumat (20/6/2020).

"Hampir separuh dari kasus-kasus yang dilaporkan berasal dari Amerika, dengan angka tinggi yang juga dilaporkan dari Asia Selatan dan Timur Tengah," ujar Tedros.

Tedros juga mengatakan bahwa dunia saat ini tengah memasuki fase baru dan berbahaya di mana banyak orang disarankan untuk tetap lebih banyak di rumah.

Dua Pasien Lhokseumawe yang Positif Covid-19 Kembali Jalani Tes Swab  

Memasuki Era New Normal, Sejumlah Jabatan di Lingkup ASN Akan Dievaluasi

GeRAK Pertanyakan Kenapa Hanya Sopir sebagai Tersangka dalam Kasus Ilegal Logging di Aceh Jaya

"Banyak negara sangat bersemangat untuk kembali membuka masyarakat dan ekonomi mereka. Namun virus ini masih menyebar dengan cepat, masih mematikan dan kebanyakan orang masih sangat rentan," ujarnya.

Menurut Dr Michael Ryan dari WHO, virus corona di Beijing saat ini kemungkinan diimpor.

Data genom yang diterbitkan oleh China pada Jumat menunjukkan bahwa virus berbagi beberapa kesamaan dengan galur virus yang ada di Eropa.

Namun, bukan berarti menurut Ryan, virus itu diimpor dari Eropa. "Ketika kita berbicara tentang galur virus di Eropa, kita harus berhati-hati," katanya.

"Ada berbagai galur yang beredar, tetapi jujur saja, galur virus telah berpindah di seluruh dunia,” tuturnya.

“Misalnya jika Anda pergi ke New York, banyak virus yang beredar di New York berasal dari Eropa. Bahkan tempat-tempat seperti Jepang telah mengimpor ulang kasus-kasus infeksi dari Eropa,” imbuh Ryan.

Menkes Zimbabwe Ditangkap, Gara-gara Korupsi Dana Pengadaan Alat Covid-19 Senilai Rp 854 Triliun

60.000 Lebah Bersarang di Wajahnya, Pecahkan Guinness World Record, Ternyata Ini Pesan Ayahnya

Marah Dengan China, Pendemo India yang Bingung Malah Bakar Patung Kim Jong Un

Meski begitu, dia mengatakan bahwa bukan berarti Eropa adalah asal mula penyakit Covid-19.

"Maksudnya, kemungkinan besar penyakit itu diimpor dari luar Beijing," ujar Ryan.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved