Berita Aceh Jaya

Dibangun Tahun 2015 Habiskan Dana Rp 5 Milyar, Irigasi di Paya Seumantok Terbengkalai

Menurutnya, sejak dibangun hingga saat ini irigasi pompanisasi tersebut tidak dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

Penulis: Riski Bintang | Editor: Nur Nihayati
SERAMBINEWS.COM/RISKI BINTANG
Seorang warga bersama ketua harian PNA Aceh Jaya saat melihat kondisi irigasi di Desa Paya Seumantok, Kecamatan Krueng Sabee, Aceh Jaya, yang tidak dapat difungsikan 

Menurutnya, sejak dibangun hingga saat ini irigasi pompanisasi tersebut tidak dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

Laporan Riski Bintang I Aceh Jaya

SERAMBIMEWS.COM, CALANG - Sejumlah masyarakat mengeluhkan kondisi irigasi yang menggunakan sistem pompanisasi di Gampong Paya Seumantok, Kecamatan Krueng Sabee, Kabupaten Aceh Jaya terbengkalai alias tidak dapat berfungsi..

Informasi yang diperoleh Serambinews.com, Rabu (15/7/2020) irigasi tersebut dibangun pada tahun 2015 dengan anggaran mencapai Rp 5 Milyar yang berasal dari dana Otsus.

Keuchik Desa Paya Seumantok, mengatakan jika memang irigasi tersebut dari sejak dibangun pertama pada tahun 2014 lalu hingga saat ini belum dapat digunakan oleh masyarakat.

"Irigasi itu kalau saya tidak salah dibangun pertama tahun 2014 dan sudah dua tahap pembangunan, tapi sampai saat ini tidak bisa digunakan," jelasnya saat dihubungi Serambinews.com, Rabu (15/7/2020)

Menurutnya, sejak dibangun hingga saat ini irigasi pompanisasi tersebut tidak dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

Pemkab Pijay Terapkan Sanksi, Ternak Berkeliaran Didenda Rp 50 Juta/Ekor Atau Dipenjara 2 Bulan

China Berang Setelah Inggris Keluarkan Huawei dari Proyek 5G

Jalan Pirak Timu Berlumpur, Dari Aksi Tanam Pisang Hingga Gagal ke Sekolah

Dirinya sendiri juga mengaku tidak mengetahui penyebab kenapa proyek irigasi pompanisasi tersebut tidak dapat difungsikan dan dimanfaatkan oleh masyarakat dikawasan desa tersebut.

"Kita sudah menyampaikan juga kondisi ini kepada PU, hanya mereka bilang kalau dipasang Konami nanti masyarakat tidak sanggup membayar uang listriknya," ungkapnya.

Menurutnya, dilokasi irigasi tersebut hanya ada pipa penyaluran air dan satu bangunan yang berada di pinggir bahu sungai.

"Selain itu tidak ada irigasi yang lain, untuk bercocok tanam berharap airnya dari hujan, karena irigasi nb tersebut tidak dapat dimanfaatkan," tandasnya

Sementara itu hal yang sama juga disampaikan oleh Ketua Harian PNA Aceh Jaya Zulkifli atau yang lebih akrab di sapa Yahdun.

Ia mengatakan jika bangunan atau pembangunan irigasi tersebut hanya menghabiskan anggaran negara milyaran rupiah tapi tidak dapat difungsikan atau dimanfaatkan.

"Saya mendengar keluhan dari masyarakat kalau ada irigasi yang terbengkalai setelah dibangun, setelah kami melihat ke lokasi, memang sangat disayangkan kondisinya, bangunan dengan anggaran mencapai 5 Milyar tidak dapat dimanfaatkan," terangnya.

Dengan bangunan yang dibangun dengan ukuran 2x3 meter dan pipa dinilai pihaknya tidak sesuai dengan angaran yang mencapai milyaran rupiah.

Untuk itu pihaknya meminta aparat kepolisian dan pihak penegak hukum untuk melakukan penyelidikan terkait pembangunan irigasi yang dinilai sarat bermasalah tersebut.

"Harus ditindaklanjuti oleh pihak kepolisian, kasian masyarakat irigasi sangat diperlukan tapi sudah ada namun tidak dapat dimanfaatkan," tutupnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved