Breaking News

Berita Banda Aceh

Polresta Tangani 24 Kasus Kekerasan dan Pencabulan yang Menimpa Anak, Umumnya Dilakukan Orang Dekat

Tingginya angka kekerasan dan pencabulan yang dialami anak-anak dan remaja di bawah 18 tahun itu, terjadi selama medio Januari sampai 2 Juli 2020

Penulis: Misran Asri | Editor: Ibrahim Aji
FOR SERAMBINEWS.COM
Kasat Reskrim Polresta Banda Aceh, AKP M Taufiq, didampingi Kanit PPA, Ipda Puti serta Paur Subbag Humas Polresta, Munzihar (kiri) menghadirkan tersangka Dar alias YL (49) pelaku sodomi dua balita yang masih tergolong saudaranya sendiri, Rabu (15/7/2020). 

Tingginya angka kekerasan dan pencabulan yang dialami anak-anak dan remaja di bawah 18 tahun itu, terjadi selama medio Januari sampai 2 Juli 2020

Laporan Misran Asri | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Personel Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satuan Reskrim Polresta Banda Aceh, menangani 24 kasus kekerasan dan pencabulan (persetubuhan) yang menimpa anak-anak di bawah umur.

Tingginya angka kekerasan dan pencabulan yang dialami anak-anak balita dan remaja yang berusia di bawah 18 tahun itu, terjadi selama medio Januari sampai 2 Juli 2020.

Lalu, untuk pelakunya umumnya dilakukan oleh orang-orang dekat (keluarga) dan tetangga samping rumah.

Kasus terbaru yang sedang ditangani secara intens penyidik PPA Satuan Reskrim Polresta, yakni kasus sodomi yang menimpa dua balita laki-laki, adik dan abang, berinisial MJ (2) dan MM (3) warga salah satu gampong di Kecamatan Peukan Bada, Aceh Besar.

Parahnya, pelaku berinisial Dar alias YL (49) masih tergolong saudara dekat. Kini pria tak memiliki hati nurani itu sudah mendekam di sel Mapolresta Banda Aceh dan hukuman penjara 20 tahun sudah menantinya, semoga!

KIP Aceh Lakukan Pemutakhiran Data Pemilih Berkelanjutan, Totalnya 3.531.565 Pemilih

Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Trisno Riyanto SH, melalui Kasat Reskrim AKP M Taufiq SIK MH, mengatakan dari 24 kasus yang menimpa anak-anak di bawah umur, sebanyak 8 kasus anak-anak mendapat penganiayaan.

Lalu, 16 kasus lainnya, aak-anak di bawah umur tersebut mengalami persetubuhan atau pencabulan.

“Kondisi kekerasan yang menimpa anak-anak membuat kita miris. Karena itu, kami harapkan semua pihak, terutama keluarga dan orang tua menaruh perhatian ekstra terhadap anak-anaknya,” kata AKP Taufiq kepada Serambinews.com, Jumat (17/7/2020)

Mantan Kasat Reskrim Polres Langsa ini pun mengungkapkan kasus kekerasan (penganiayaan) dan persetubuhan (pencabulan) yang menimpa anak-anak di bawah umur itu dikhawatirkan akan berdampak pada perkembangan serta psikologisnya.

Hal tersebut kalau proses pemulihan trauma yang dilakukan terhadap korban anak-anak di bawah umur tersebut, ternyata masih membawa ingatannya ke peristiwa tragis tersebut.

DPRK Banda Aceh Minta Wali Kota Bentuk Kembali Tim Terpadu Pengawasan Syariat Islam

Karena itu, perhatian semua pihak, terutama keluarga dan orang tua sangat diperluka da sudah saatnya menaruh perhatian ekstra terhadap anak-anaknya.

“Upaya pencegahan itu perlu dilakukan, kalau sudah terjadi untuk apalagi. Kita harapkan kasus miris yang dialami adik dan abang baru-baru ini, merupakan kasus yang terakhir kekerasan dan persetubuhan terhadap anak,” ungkap AKP Taufiq didampingi Kanit PPA, Ipda Puti Rahmadiani, STrK.

Menurut Ipda Puti, orang-orang dekat, apa itu seseorang yang masih ada hubungan saudara atau tetangga, sudah patut dicurigai.

Artinya, tidak memberikan kepercayaan penuh.

Karena, menurut Kanit PPA Satuan Reskrim Polresta Banda Aceh, kekerasan (penganiayaan) dan pencabulan (persetubuhan) yang ditangani selama ini, umumnya dilakukan oleh orang-orang dekat.

KPK Lakukan Korsup Perkara Korupsi di Aceh dan Cek Hasil Audit Kerugian Negara ke BPKP Aceh

Mencegah kejadian serupa, Kanit PPA Ipda Puti Rahmadiani, STrK, mengimbau kepada para orang tua, untuk selalu menjaga buah hatinya dalam kesehariannya.

Sehingga kasus yang menimpa seperti kedua balita malang itu tidak lagi terulang terhadap anak-anak yang lain.

Ipda Puti mengaku sedih dan miris dengan kejadian yang dialami kedua bocah malang tersebut. Untuk saat tim penyidik Perlindungan Anak dan Perempuan (PPA) Polresta Banda Aceh bersama Tim Konseling telah melakukan upaya untuk memulihkan rasa trauma yang dialami korban MJ (2) dan MM (3) yang merupakan adik dan abang.

Upaya pemulihan trauma dengan melibatkan personel Polwan Polresta Banda Aceh dengan harapan, agar rasa trauma dari kejadian yang menimpa korban tidak berdampak terhadap masa depannya kelak.

"Kami imbau seluruh orang tua untuk menjaga anak-anaknya. Jangan pernah lengah dan jangan pernah lepas dari pengawasan. Tak ada yang bisa dipercaya penuh, meski seseorang itu berstatus saudara," pungkas Ipda Puti.

Puting Beliung Hantam Gampong Punge Ujong, Enam Atap Rumah, Baliho & Rak Dagangan Warga Diterbangkan

Diberitakan sebelumnya, seorang pria yang hampir berkepala lima ditangkap personel Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satuan Reskrim Polresta Banda Aceh, setelah menyodomi dua bocah laki-laki yang masih tergolong saudara dekat tersangka. '

Kedua bocah malang berinisial MJ (2) dan MM (3) kini mengalami trauma atas kejadian yang menimpa mereka.

Kedua balita itu mendapat perlakuan asusila yang tak bermoral dari tersangka Dar alias YL yang seharusnya melindungi kedua balita itu.

Tapi, justru sebaliknya, pelaku tega melakukan perbuatan tak bermoral dan patut mendapat hukuman berat setimpal dengan perbuatannya.

Tindakan asusila yang dilakukan tersangka YL terjadi di kebun, tempat sehari-harinya pelaku bercocok tanam, pada Sabtu, 20 Juni 2020 lalu.

Keluarga yang marah dengan tersangka YL, akhirnya melaporkan kasus tersebut ke polisi dan terangka pada (2/7/2020) lalu ditangkap.(*)

Wanita Ini Buang Bayi ke Hutan Hingga Jasadnya Diseret Anjing, Malu Hamil di Luar Nikah

BREAKINGNEWS: Gunung Paro Longsor, Lintas Banda Aceh-Meulaboh Terganggu

Viral, Wanita Ini Marah-Marah, Tak Terima Disuruh Pakai Masker Saat Masuk ke Mall, Warganet Geram

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved