Luar Negeri
Pakar Prediksi Pemimpin Korut Kim Jong Un dalam Bahaya, Bisa Jadi Dikudeta Adiknya Kim Yo Jong
Pasalnya, adik perempuannya, Kim Yo Jong sewaktu-waktu dapat mengudeta sang kakak karena dirinya dalam promosi di politbiro Partai Buruh Korea.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Mursal Ismail
Pasalnya, adik perempuannya, Kim Yo Jong sewaktu-waktu dapat mengudeta sang kakak karena dirinya dalam promosi di politbiro Partai Buruh Korea.
SERAMBINEWS.COM - Pakar memprediksi posisi Kim Jong Un sebagai pemimpin tertinggi Korea Utara (Korut) dalam ancaman bahaya.
Pasalnya, adik perempuannya, Kim Yo Jong sewaktu-waktu dapat mengudeta sang kakak karena dirinya dalam promosi di politbiro Partai Buruh Korea.
“Yang menyebutnya sebagai indikasi yang jelas bahwa ia "memperkuat" posisinya sebagai yang kedua dalam pemerintah”
Demikian kata Roy Calley, seorang pakar yang kerap berkunjung ke Hermit State dan penulis buku Look With Your Eyes and Tell the World.
Pendapatnya itu ia dasari dalam sebuah laporan berita surat kabar Daily NK, di mana Kim Yo Jong menghadiri pertemuan politbiro pada 2 Juli lalu sebagai anggota tetap.
Ia juga percaya bahwa langkah itu sangat signifikan kemungkinan tejadinya kudeta.
• Kim Yo Jong Adik Kim Jong Un Bakal Diselidiki Korea Selatan, Buntut Ledakkan Kantor Penghubung
• Korea Utara Sebut Tidak Akan Tertarik untuk Melakukan Pertemuan dengan Donald Trump
"Ini menunjukkan kepada saya bahwa dia sedang dipindahkan ke posisi kekuasaan tertinggi,” ujar Calley, mengutip dari Express.co.uk, Selasa (21/7/2020).
Ia mengatakan sangat sulit untuk mengetahui sistem kerja Pyongyang.
Ia mengungkapkan pendekatan lunak yang dilakukan oleh Kim Yo Jong tampaknya tak berpengaruh.
Maka dari itu, Calley mengatakan bahwa cara kerja dan pendekatan keras salah satu yang ditunjukkan oleh Kim Yo Jong.
"Selalu sulit untuk mengetahui cara kerja di Pyongyang, tetapi pengalaman menunjukkan bahwa pendekatan lunak dari Pemimpin Tertinggi tidak lagi menguntungkan,” ujarnya.
Calley tak bisa membayangkan jikan Kim Yo Jong yang memiliki raut wajah sangat tegas bertemu dengan Trump.
• Tank dan Pesawat Tempur Korea Utara Tetap Berbahaya Meski Bukan Produk Modern
"Sikapnya yang garis keras dan sulit membayangkan dia mengobrol dengan Trump," katanya.
Sebuah pernyataan yang dikaitkan dengan Kim Yo Jong pekan lalu mengatakan pertemuan puncak antara Kim Jong Un dan Donald Trump hanya menguntukan AS dan tidak berguna bagi Korut.
Pernyataan itu lebih lanjut menekankan bahwa tidak ada pertemuan antar Korut dan AS yang akan terjadi, kecuali AS mengubah sikapnya dan mengakhiri kebijakan bermusuhan.

Calley, yang mempertanyakan apakah Kim Jong Un masih hidup setelah rumor kematiannya pada bulan April, menambahkan bahwa,
"Mungkin saja Kim Jong Un sedang berjuang dengan kesehatan. Jika dia masih hidup, Kim Yo Jong akan semakin mendekati kekuatan tertinggi,”.
"Hal-hal ini terjadi di Korea Utara karena sebuah alasan. Tidak pernah ada suatu kejadian yang disebabkan oleh pemerintah," katanya.
• Hina Istri Kim Jong Un, Penyebab Korut Marah Besar dengan Korea Selatan
Profesor James Hoare, dari School of Oriental and African Studies di London, Inggris sangat lebih berhati-hati dalam penilaiannya.
Ia mengatakan bahwa kantor berita resmi Korea Utara sering memuat pernyataan resmi pemerintahan.
"Sudah biasa memberitakan pernyataan penting dari sumber-sumber negara itu,”katanya.
Ia melihat bahwa KCNA kerap memuat pernyataan para petinggi partai, pejabat pemerintahan dan juga pernyataan Kim Jong Un dan Kim Yo Jong.
"Para pemimpin senior Partai dan pemerintah sering melakukannya, sementara yang lain datang dari MFA, Partai atau juru bicara organisasi,” ujar Prof Hoare.
Ketika Kim Il Sung memegang tampuk kekuasaan Korea Utara, KCNA sering memberitakan pernyataan saudaranya.
• Korea Utara Hukum Tawanan Perang Kerja Paksa, Pengadilan Korsel Denda Kim Jong Un Rp 505,2 Juta
Kemudian, Kim Jong Il yang mengambil alih kekuasaan, KCNA juga memberitakan pernyataan resmi negara termasuk pernyataan dirinya.
"Di bawah Kim Il-sung, pertama saudaranya dan kemudian Kim Jong-il sering berbicara atas nama pemimpin,"terangnya.
Namun demikian, Prof Hoare mengatakan jelas bahwa Kim Yo Jong yang sering disebut-sebut sebagai pengganti Kim Jong Un, semakin berpengaruh.
“Kim Yo Jong tentu aktif dalam pemerintahan dan kemungkinan dia mengintai posisi tertinggi negara itu,” terangnya.
Dalam sudut pandang Prof Hoare, perpolitikan Korut saat ini dikendalikan oleh Kim Yo Jong.
Para pakar meyakini, dia akan menggeser kekuasaan Kim Jong Un sebagai orang nomor satu.
• Pesawat Kim Jong Un Terdeteksi di Radar, Korea Selatan Antisipasi Kemungkinan Terburuk
• Menteri Unifikasi Korea Resmi Mundur di Tengah Situasi Hubungan Kedua Negara Memanas
Jika terjadi kekisruhan di pemerintahan Korea Utara tentang pemimpin, Prof Hoare meyakini bahwa Kim Jong Un akan memilih diam dan mengamati situasi tersebut.
Lebih lanjut, Prof Hoare mengatakan Kim Jong Un akan senang jika sang adik mengambil alih kepemimpinan.
"Jika ada perdebatan, mungkin Kim Jong-un akan menunggu untuk melihat apa yang terjadi dan dengan senang hati membiarkannya maju,” terangnya.
"Bagi saya, kudeta akan sulit dilakukan, tetapi tidak menutup pintu kemungkianan," ujarnya
Kim Jong Un yang diyakini berusia 36 tahun, telah menjadi pemimpin tertingg Korea Utara sejak 2011.
Ia mengambil alih kekuasaan dari ayahnya Kim Jong-il.
Sebelum itu, Kim Jong-il sendiri menjadi pemimpin tertinggi negara itu sejak tahun 1994 setelah kematian ayahnya, Kim Il-sung.
Kim Il Sung adalah sosok pendiri negara komunis rahasia – Korea Utara pada tahun 1948. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)