AS-India Latihan Perang Dekat Aceh, Bertujuan Menekan Cina
Amerika Serikat (AS) dan India menggelar latihan gabungan bersama di sekitar wilayah Kepulauan Andaman dan Nicobar, yang berjarak
Laut Cina Selatan
Latihan gabungan ini juga terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di Laut Cina Selatan. Baru-baru ini, India berbicara tentang perlunya Laut Cina Selatan agar dapat diakses oleh semua negara, karena jalur air strategis adalah bagian dari kepemilikan bersama global.
“Laut China Selatan adalah milik bersama dan India memiliki keterikatan abadi pada perdamaian dan stabilitas di kawasan ini. Kami dengan tegas mendukung kebebasan navigasi dan penerbangan serta perdagangan tanpa hambatan di perairan internasional ini. Hal itu sesuai dengan hukum internasional," tegas Juru bicara Kementerian Luar Negeri India, Anurag Srivastava pekan lalu.
AS juga telah memperkuat sikapnya di Laut Cina Selatan. Menteri Luar Negeri As, Mike Pompeo menyatakan Presiden Donald Trump akan mendukung negara-negara yang klaim maritimnya di Laut Cina Selatan dilanggar oleh Beijing. AS menuduh Cina sedang berusaha membangun kerajaan maritim di jalur perairan yang berpotensi kaya energi. Bahkan, tidak mengindahkan kekhawatiran yang diajukan oleh negara-negara kecil di kawasan itu.
Terpisah, Militer Cina atau Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) menyatakan telah menggelar latihan serangan maritim di Laut Cina Selatan dan mengerahkan sejumlah pesawat perang ke salah satu pulau di perairan itu.
Sebuah brigade di bawah pasukan komando angkatan laut PLA yang berbasis di Provinsi Hainan menggelar latihan perang maritim menggunakan jet pengebom JH-7 pada Rabu dan Kamis pekan lalu. Latihan itu dilaporkan oleh Radio Nasional China (CNR) pada Minggu (19/7/2020).
Surat kabar pemerintah Cina, Global Times, pada Senin (20/7) melaporkan latihan perang tersebut dilakukan ketika ketegangan antara Cina dan Amerika Serikat kian memanas.
Sejumlah pihak menuturkan provokasi AS yang terjadi terus-menerus di Laut Cina Selatan dapat mendorong militer Cina terus meningkatkan kehadirannya dengan mengerahkan alat utama sistem pertahanan (alutsista) dan menggelar latihan perang di perairan bersengketa itu.
Mengutip gambar satelit komersial, Forbes pada pekan lalu melaporkan bahwa Cina telah menempatkan sejumlah jet tempur di Pulau Woody atau Pulau Yongxing, Kepulauan Paracel, Laut Cina Selatan, yang disengketakan.
Dilansir Radio Free Asia, sejumlah pengamat mengatakan pengerahan pesawat ini yang terbanyak yang pernah dilakukan Cina ke wilayah Laut Cina Selatan. Sejumlah pihak menganggap kehadiran delapan jet tempur ini menunjukkan peningkatan militerisasi pemerintahan Presiden Xi Jinping terhadap fitur-fitur yang diklaim sepihak oleh Cina.
Pengerahan delapan jet tempur ini juga tampak dilakukan Cina menyusul dua kapal induk AS yang kembali menggelar latihan perang di Laut China Selatan baru-baru ini. Ini merupakan kali kedua dalam bulan Juli kapal Angkatan Laut AS dikerahkan ke perairan yang disengketakan itu.
Global Times menyalahkan provokasi AS selama ini yang meningkatkan militerisasi di Laut Cina Selatan. Meski bukan pihak yang memiliki klaim wilayah di Laut Cina Selatan, AS kerap terlibat ketegangan dengan Cina di perairan tersebut.
Sejak Juli lalu, media itu menyebutkan bahwa AS telah mengirim dua kapal induknya ke Laut Cina Selatan untuk menggelar latihan. Pada 14 Juli lalu, Beijing juga menganggap sebuah kapal perang AS telah menerobos wilayah dengan berlayar ke perairan Kepulauan Nansha pada 14 Juli lalu.
Dalam beberapa waktu terakhir, Global Times juga mencatat AS kerap mengerahkan sejumlah pesawat pengintai untuk melakukan operasi mata-mata di selatan pantai Cina.
"Insiden-insiden tersebut sekali lagi membuktikan bahwa AS dalang peningkatan militerisasi di Laut China Selatan dan Tiongkok terpaksa mengambil tindak balasan untuk menjaga kedaulatan serta integritas nasional atas teritorialnya," ujar seorang pakal militer Cina yang tak ingin disebutkan identitasnya. (CNN/vvn/yos)