Luar Negeri
Gadis Afghanistan Usia 16 Tahun Tembak Mati Tiga Pejuang Taliban yang Membunuh Kedua Orang Tuanya
Seorang gadis asal Afghanistan menembak mati tiga pejuang Taliban setelah mereka membunuh orang tuanya karena mereka dituduh mendukung pemerintah.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Mursal Ismail
Seorang gadis asal Afghanistan menembak mati tiga pejuang Taliban setelah mereka membunuh orang tuanya karena mereka dituduh mendukung pemerintah.
SERAMBINEWS.COM - Seorang gadis asal Afghanistan menembak mati tiga pejuang Taliban setelah mereka membunuh orang tuanya karena orang tuanya itu dituduh mendukung pemerintah.
Insiden pemberani yang dilakukan gadis itu terjadi pekan lalu ketika sekelompok 40 gerilyawan menyerbu desa Geriveh, di provinsi Ghor tengah, tempat gadis bernama Qamar Gul yang berusia 16 tahun tinggal bersama orang tua dan saudara lelakinya.
Melansir dari Guardian, Rabu (22/7/2020), Pejabat yang memberi keterangan mengatakan para pejuang Taliban itu mencari ayah Gul, mengetuk pintu rumah mereka pada pukul 1 pagi dini hari, 17 Juli 2020.
"Para pemberontak datang ke depan pintu rumah mereka dan ibunya pergi untuk melihat siapa yang mengetuk," kata Mohamed Aref Aber, juru bicara gubernur provinsi.
"Ketika dia melihat bahwa mereka bersenjata, dia menolak untuk membuka pintu," katanya.
• TNI Tembak Mati Ayah dan Anak, Ternyata Anggota KKB Papua Egianus Kogoya, Berikut Faktanya
• Pesta Pernikahan Berubah jadi Tragedi Berdarah, 18 Tamu Tewas Ditembaki Pria Misterius
Aber mengatakan bahwa ibu gadis itu langsung ditembak mati oleh para pejuang Taliban, yang kemudian memasuki rumah dan menembak ayahnya.
Menurut Aber, Qamar Gul menyaksikan langsung insiden mengerikan yang menyebabkan meninggalnya kedua orang tua Gul.
Lantas, Gul mengambil senapan ayahnya dan menembak serta membunuh tiga pemberontak itu.
“Dia kemudian memulai pertempuran satu jam dengan kelompok Taliban bersama saudara lelakinya yang berusia 12 tahun, Habibullah,” tambahnya.
Beberapa pejuang Taliban lainnya dilaporkan bergabung dalam serangan itu, tetapi beberapa penduduk desa dan orang-orang milisi pro-pemerintah mengusir mereka setelah terjadinya baku tembak.
Para pejabat Afghanistan telah membawa Qamar Gul dan adik laki-lakinya ke tempat yang aman di Ibukota provinsi.
• Ayah dan Anak Terduga KKB Tewas Ditembak Tim Satgas Pamtas, Pistol Berjenis Revolver Diamankan
• Pelaku Penikaman Perwira Polisi hingga Tewas Ditangkap, Kaki Pria Ini Ditembak Karena Melawan
"Mereka shock dalam dua hari pertama dan tidak bisa bicara terlalu banyak, tetapi kondisi mereka sekarang sudah membaik," kata Aber.
“Mereka mengatakan: ‘Ini adalah hak kami, karena kami tak ingin hidup tanpa orang tua kami,” ujar Aber.
Lebih lanjut, Aber mengatakan bahwa mereka tidak memiliki banyak kerabat selain saudara tiri yang tinggal di desa yang sama.
Pemerintah Afghanistan dalam pertemuan kabinet memuji keberanian Qamar Gul dan adiknya, Habibulah.
Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, telah mengundang kedua anak itu ke Istana Presiden.
"Ketika saya melihat mereka malam itu, mereka terkejut tetapi merasa terhormat," kata Mohammad Rafiq Alam, gubernur distrik.
• Kejam! Tentara Israel Hancurkan Pos Pemeriksaan Covid-19 di Palestina, Satu Korban Terluka
• Pria Ini Tewas Ditembak Polisi, Berawal Cekcok Urusan Masker
Sejak kejadian itu, sebuah foto Qamar Gul mengenakan jilbab dan memegang senapan mesin di pangkuannya telah beredar di media sosial.
"Kami tahu orang tua tidak tergantikan, tetapi balas dendam Anda akan memberi Anda kedamaian relatif," tulis seorang pengguna dalam posting Facebook.
"Mereka menerima dua gelar pada satu malam: pahlawan dan anak yatim," kata pengguna Facebook lainnya.
"Dia adalah simbol keberanian dan perlawanan," kata yang lain.
Setidaknya 100 ribu warga Afghanistan diperkirakan telah tewas dalam konflik sejak 2001 ketika AS menggulingkan Taliban dari kekuasaan.
• Bocah 11 Tahun Tewas Tertembak di Kepala, Kakek Korban Sangat Sedih: Dia Anak yang Baik
Taliban secara teratur membunuh penduduk desa yang mereka curigai sebagai informan bagi pemerintah atau pasukan keamanan.
Dalam beberapa bulan terakhir para militan juga telah meningkatkan serangan mereka terhadap pasukan keamanan, meskipun telah setuju untuk pembicaraan damai dengan Kabul. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)