Gibran Maju di Pilkada Tanpa Lawan, Rocky Gerung: Otak Kosong vs Kotak Kosong
Rocky Gerung dalam kesempatan yang sama di kanal YouTubenya menggambarkan kondisi pencalonan Gibran bagaikan anak dan busur panah.
Bukan sekedar nepotisme yang merujuk pada masih dalam batas keponakan.
Karena Gibran merupakan anak kandung dari Jokowi sendiri, Rocky mengatakan majunya Gibran di Pilkada 2020 sebagai contoh dari nepotisme paling buruk.
"Jadi bukan nepos lagi, ini sudah sonsisme, putraisme, dan itu bagian paling buruk dari demokrasi."
Lebih lanjut dikutip dari kanal YouTube Rocky Gerung Official, Rocky menyebut Jokowi jauh lebih buruk dari rezim Soeharto yang menganut sistem otoriter.
“Dulu Pak Harto angkat Mbak Tutut, kita semua protes waktu itu. Tapi akhirnya kita mengerti karena saat itu sistemnya otoriter."
• DPRD Jember Sepakat Memakzulkan Bupati Faida, Berikut Alasan Dibalik Keputusan Tersebut
• Makhluk Misterius Pengisap Darah Ternak di Taput Terekam CCTV, Begini Bentuknya
• Nasib Apes Dialami Pria Ini, Simpan Uang Dalam Tas Plastik, Saat Diambil Sudah Dimakan Rayap
"Pak harto kita nilai lebih fair untuk kuasai infrastruktur politik tak ada oposisi," kata Jokowi.
Rocky Gerung bahkan mengatakan Jokowi jauh lebih otoriter ketimbang presiden kedua Republik Indonesia itu.
"Kalau dibandingkan, ya lebih otoriter Jokowi sebenarnya. Dalam sistem demokrasi terang benderang, Jokowi bermain di air keruh, mencari keuntungan dari jabatan politik. Sebut saja lebih totaliter dari sistem Orde Baru,” ungkap Rocky.
(*)
Artikel ini telah tayang di Sosok.id dengan judul Gibran Anak Jokowi Nyalon Wali Kota Tanpa Lawan, Rocky Gerung: Otak Kosong vs Kotak Kosong