Serangan Israel ke Suriah Berbuntut Panjang, Gerakan Hizbullah Ancam Balas Dendam
Serangan udara Israel terkahir di Suriah terjadi pada Sabtu 27 Juni di wilayah Deir Ezzor, timur Suriah yang menewaskan sembilan milis pro-Iran.
Menurut sebuah sumber dari Hizbullah, kematiannya dianggap syahid lantaran berjuang untuk agama, dilansir Reuters, Rabu (22/7/2020).
Hizbullah, sebuah organisasi politik dan paramiliter kelompok Syiah sempat mengancam akan ada pembalasan di kemudian hari buntut terbunuhnya anggota mereka di Suriah.
Organisasi Hizbullah dianggap sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat, Israel, Kanada, dan Australia.
Sementara Iran aktif mendukung organisasi ini untuk melawan pengaruh barat di timur tengah.

Asap mengepul menyusul serangan udara Israel yang menargetkan wilayah selatan ibukota Damaskus, pada 20 Juli 2020. Serangan Israel di ibukota Suriah ini melukai tujuh tentara Suriah, lapor media pemerintah. (STR / AFP)
Serangan Udara di Israel
Setidaknya lima orang tewas dan empat lainnya terluka dalam serangan Israel di dekat Damaskus, Suriah, dilaporkan Jerussalem Post, Selasa (21/7/2020).
Lima orang yang tewas adalah anggota militan pro-Iran.
Belum diketahui apakah militan Iran ini bagian dari warga Iran ataupun dari kelompok Hizbullah, Lebanon.
Namun, dipastikan korban bukan warga kebangsaan Suriah, menurut Syrian Observatory for Human Rights (SOHR).
Sementara itu, kantor berita pemerintah Suriah (SANA) menyebut bahwa berkat serangan ini, tujuh tentara Suriah ikut terluka.
Dikonfirmasi SOHR, para prajurit ini adalah Angkatan Pertahanan Udara Suriah.
Dua diantaranya dikabarkan dalam kondisi serius.
Diketahui sistem pertahanan udara Suriah telah diaktifkan pada Senin (20/7/2020) setelah pesawat Israel meluncurkan rudal ke wilayah selatan Damaskus dari Dataran Tinggi Golan, lapor SANA.
"Israel menargetkan markas amunisi (milik Iran)," kata Zaid al Reys, seorang analis Suriah yang mengacu pada sumber lapangan.