Viral Medsos
Viral Kisah Mahasiswa di Malaysia Bunuh Diri karena Depresi sampai Overdosis Minum Obat Sakit Kepala
Semenjak diketahui pihak keluarga jika Amir mengalami bipolar, Amir justru semakin mendapat banyak tekanan dari pihak keluarga.
Penulis: Firdha Ustin | Editor: Safriadi Syahbuddin
"Penyebab? Saya hanya orang luar. Tapi dari apa yang saya lihat dan dengar, tekanan dari keluarga mungkin menjadi penyebab utama. Karena jika saya melihat hasil Amir, tidak satu semester pun memiliki IPK di bawah penunjuk 3,50.
"Sudah sejak 2,3 semester terakhir bahwa tanda Amir tampaknya drop sedikit. Amir benar-benar tertarik pada bidang yang dia pelajari. Kami kehilangan seorang permata," tulis Shin dalam unggahannya.
Menurut Shin, Amir tidak menunjukkan tanda-tanda ingin 'pergi' tetapi ia berulang kali memintanya untuk mengunjungi saudara perempuannya yang berusia 14 tahun.
"Almarhum sebelum dia meninggal berkali-kali pernah berkata, jika sesuatu terjadi padanya, dia meminta bantuan untuk merawat adik perempuannya.
"Barang-barang milik almarhum masih di ruangan ini. Saya berencana Sabtu ini untuk mengembalikan apa yang patut saya pulangkan,” tambahnya lagi.
Karena tidak tahan terhadap tekanan yang diterima, Amir mengambil jalan pintas dengan menelan overdosis obat pereda sakit kepala.
Masih terkesan dengan kehilangan salah satu teman dekatnya, Shin mengatakan berbagi cerita melalui postingannya di Twitter adalah untuk memberikan pesan kepada publik tentang pentingnya dukungan keluarga untuk individu yang terganggu oleh masalah kesehatan mental.
"Terutama mereka yang lahir sebelum tahun 90-an, pengetahuan mereka tentang mental illness sangat cetek dan dangkal.
"Tapi yang pasti, orang tua yang tidak mampu menjadi contoh yang baik untuk anak-anak mereka akan melahirkan generasi yang sakit. Sholat dan ibadah tidak cukup jika mereka tidak dilengkapi dengan rasa bersyukur," katanya dikutip dari Mstar. (Serambinews.com/Firdha Ustin)