Berita Bener Meriah
Puluhan Tahun Jalan Berlumpur dan Berkubang, Warga Samar Kilang Kesulitan Pasarkan Hasil Produksi
Masyarakat Samar Kilang, Kecamatan Syiah Utama, Kabupaten Bener Meriah, harus berjuang keras saat menjalani aktivitas sehari-hari akibat akses jalan..
Penulis: Budi Fatria | Editor: Jalimin
Laporan Budi Fatria | Bener Meriah
SERAMBINEWS.COM, REDELONG – Masyarakat Samar Kilang, Kecamatan Syiah Utama, Kabupaten Bener Meriah, harus berjuang keras saat menjalani aktivitas sehari-hari akibat akses jalan utama yang kondisinya cukup memprihatinkan.
Berlumpur dan berkubang ini lah kondisi jalan menuju ke kawasan Samar Kilang salah satu kampung paling ujung di kabupaten berhawa dingin.
Kondisi seperti ini sudah puluhan tahun dirasakan oleh penduduk yang mendiami kawasan pedalaman Kabupaten Bener Meriah.
Pada masa kepemimpinan Ahmadi dan Tgk Sarkawi, jalan menuju ke Samar Kilang, Kecamatan Syiah Utama, Kabupaten Bener Meriah mulai dilakukan pengaspalan untuk membuka akses menuju daerah yang sudah puluhan tahun terisolir itu.
Sejak tahun 2018 sampai dengan tahun 2019 jalan yang dilakukan pengaspalan itu hanya sampai di perbatasan antara Kampung Tembolon dengan Kampung Rusip, Kecamatan Syiah Utama, Kabupaten Bener Meriah.
Namun masih ada tersisa yang belum dilakukan pengaspalan sejauh lebih kurang 16 Km lagi. Dari 16 Km itu, setengahnya sudah dilakukan pengerasan, namun jalan itu juga sudah mulai rusak.
Tidak hanya itu, jalan yang diaspal pada tahun 2018 dan 2019 juga sudah rusak, seperti badan jalan yang longsor dan berlubang.
• 4.100.894 orang ASN terima gaji ke-13 pada Agustus 2020, Ini Rinciannya
• MIN 11 Banda Aceh Kembangkan Sistem Otomasi Perpustakaan
• Berdasarkan Gambar Citra Satelit, Iran Pindahkan Kapal Induk AS Tiruan ke Selat Hormunz
Camat Syiah Utama, Khalisuddin, Senin (27/7/2020) menyampaikan, sejak dirinya dilantik sebagai Camat pada 10 Juni 2019 lalu, jalan menuju ke Samar Kilang sudah mulai ada perubahan setelah ada penambahan aspal sejauh 8 Km pada tahun 2019.
Disebutkan, dengan adanya pengaspalan itu, cukup menjadi stimulus bagi masyarakat setempat untuk memulai usahanya seperti pertanian dan perkebunan.
Lanjutnya, untuk sektor pertanian, seperti petani jagung, malah beberapa kampung di kecamatan itu sudah menjadi sentral produksi jagung di Bener Meriah terutama di Kampung Tembolon dan Rusep.
Tambah Camat, hasil perkebunan juga sudah mulai bergairah masyarakat kembali membuka perkebunan, karena jarak tempuh dan medan tidak terlalu berat lagi.
Walaupun hingga kini masih ada 16 Km lagi jalan menuju ke Samar Kilang yang belum teraspal, jelas Khalis.
“Setengahnya sudah mendapat pengerasan tinggal separuhnya lagi yang masih rusak parah,” bebernya.
Namun kata Khalis, jalan yang sudah dilakukan pengerasan kini juga sudah mulai rusak.
“Kondisi ini sangat mengganggu proses pemasaran hasil pertanian dan perkebunan masyarakat di kawasan itu,” sebut Khalis.
Sebagai contoh kata Khalis, petani jagung terpaksa harus menjual hasil panennya dengan harga dibawah rata-rata.
• VIDEO - Ulee Kareng Juarai Turnamen Piala PSAA Abulyatama, Guyuran Hujan Warnai Penyerahan Trophy
Misal, harga jagung Rp 4.000/Kg dengan jumlah sebanyak 1 ton, hasilnya Rp 4 juta, itu cukup mensejahterakan petani.
Namun kata Khalis, karena kondisi jalan yang rusak parah, pengumpul harus membeli jagung petani dengan harga dibawah itu.
“Artinya petani sangat dirugikan dalam hal ini, belum lagi harus menghitung biaya produksi,” ungkap Khalis.
Sebut Khalis, jika jalan itu semuanya teraspal, kurang dari satu jam, seluruh hasil pertanian dan perkebunan bisa dengan lancar dibawa ke pusat pasar di Pondok Baru, Kabupaten Bener Meriah.
Ia juga menambahkan, untuk sektor wisata di Kecamatan Syiah Utama sudah sangat bergairah, khususnya wisata tirta, panorama sungai, wisata alam dan juga wisata marga satwa.
“Sebenarnya akses ke sana tidak terlalu jauh kalau dari Pondok Baru ke Syiah Utama lebih kurang sekitar 45 Km,” jelasnya.
Dengan itu kami selaku Camat Syiah Utama, mengharapkan semua pihak berpikir jernih untuk memahami persoalan ini.
“Jangan kita korbankan masyarakat kita, demi kepetingan pribadi dan kelompok, karena permintaan jalan itu betul-betul dari akar rumput,” harap Camat Khalis.
Sementara itu, pemuda Samar Kilang, Sadra Munawar menyampaikan, jika kita ingin berkata jujur mengenai sejak kapan jalan ke wilayah Samar Kilang belum diaspal, maka jawabanya sejak Indonesia merdeka, atau sejak adanya Negara Indonesia.
• Bahas Kelanjutan Liga 1 2020, PSSI dan BNPB Akan Gelar Pertemuan Khusus
Beberapa waktu lalu sebut Sadra, memang jalan Provinsi ini sudah diaspal, namun tidak sampai ke Samar Kilang, lebih kurang sekitar 16 Km lagi.
Disebutkannya, kondisi jalan sekarang semakin rusak parah, apalagi di musim hujan, hasil pertanian masyarakat sulit untuk dikeluarkan ke pusat Pasar di Kabupaten Meriah, seperti buah pinang, jagung, durian, sayur-mayur dan lain sebagainya.
Menurutnya, anggota DPRA yang menolak proyek Multiyears telah menyakiti hati masyarakat Gayo.
“Proyek Multiyears salah satunya pembangunan jalan Simpang Tiga Redelong-Pondok Baru dan menuju Kemukiman Syiah Utama, di Kabupaten Bener Meriah,” ujar Sadra.(*)
• Anang Hermansyah Ungkap Masa Kelam Setelah Cerai dari Krisdayanti, Bersyukur atas Kehadiran Ashanty
• Bupati Aceh Barat : Ide-ide Baru Dibutuhkan untuk Ketahanan Pangan di Tengah Pandemi
• Mutasi Pejabat Kemenag Aceh Dinilai Langgar Aturan, Dituding Tidak Diawali Asesmen dan Merit Sistem