Amerika Serikat Resesi
Amerika Serikat Alami Resesi, Terburuk Sepanjang Sejarah Ekonomi AS
Biro Analisis Ekonomi AS mengatakan pada Kamis (30/7/2020) bahwa ini merupakan penurunan terburuk sepanjang sejarah AS.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM - Amerika Serikat telah resmi memasuki jurang resesi.
Ekonomi negara itu mengalami kontraksi (minus) 32,9 persen pada kuartal II (April-Juni) tahun 2020.
Biro Analisis Ekonomi AS mengatakan pada Kamis (30/7/2020) bahwa ini merupakan penurunan terburuk sepanjang sejarah AS.
Pada kuartal I 2020 (Januari-Maret) ekonomi AS mengalami kontraksi (minus) 5 persen.
Suatu negara dapat dikatakan resesi apabilah ekonomi negara tersebut mengalami penurunan PDB secara berturut-turut (minus) dalam dua kuartal.
Melansir dari CNN, Jumat (31/7/2020) sektor bisnis AS terhenti selama pandemi virus Corona, dan ini yang menyebabkan Amerika terjerumus ke dalam resesi pertamanya dalam 11 tahun terkahir.
Namun, resesi yang terjadi di AS ini bukan resesi biasa. Kombinasi krisis kesehatan dan ekonomi belum pernah terjadi sebelumnya.
• Indonesia Terancam Resesi, PHK Massal dan Kemiskinan Menanti, Ekonom Katakan Hal Ini
• Aceh Bisa Ikut Terimbas Resesi
Dampak resesi ini akan dihadapi oleh jutaan orang Amerika dan mereka akan mengalami masa-masa yang sulit.
Pada bulan April 2020, lebih dari 20 juta pekerja AS di PHK karena perusahaan menutup bisnisnya dan sebagian besar pekerja diperintahkan untuk tetap tinggal di rumah.
Itu adalah jumlah PHK terbesar sejak pencatatan dimulai lebih dari 80 tahun yang lalu.
Pandemi virus Corona telah mendorong ekonomi AS berada di tebing jurang.
Penurunan PDB kuartal kedua hampir empat kali lebih buruk daripada puncak krisis keuangan, ketika ekonomi AS mengalami kontraksi 8,4% pada kuartal IV (Oktober-Desember) 2008.
Korea Selatan Resesi
Pada hari kamis (23/7/2020), Korea Selatan resmi memasuki resesi untuk pertama kalinya dalam 17 tahun terakhir.
• Ekonomi Berantakan Akibat Pandemi, Boeing Tunda Peluncuran Pesawat Jet Besar 777X
Resesi yang dialami oleh Korea Selatan dipicu karena adanya penurunan ekspor paling dalam yang disebabkan pandemi virus Corona.