Luar Negeri

AS Tuduh Turki Sebagai Tempat Penyaluran Dana ISIS Secara Global

Negara adidaya AS menuduh warga Turki sebagai sumber pendanaan kelompok ISIS di seluruh dunia. Bahkan, Washington telah mengidentifikasi fasilitator

Editor: M Nur Pakar
AFP/File
Seorang petugas keamanan bersenjata menjaga 'Monumen Martir' di Ankara pada 19 Juli 2020, seusai menahan 27 orang di negara itu yang memiliki hubungan dengan ISIS. 

SERAMBINEWS.COM, ANKARA - Negara adidaya AS menuduh warga Turki sebagai sumber pendanaan kelompok ISIS di seluruh dunia.

Bahkan, Washington telah mengidentifikasi fasilitator keuangan penting untuk ISIS yang berbasis di Turki.

Dana itu disalurkan melalui jaringan keuangan global untuk anggota ISIS yang tersisa.

Dalam sebuah pernyataan, Departemen Pengendalian Aset Asing (OFAC) Departemen Keuangan AS, Selasa (28/7/2020) fasilitator ISIS tersebut, Adnan Muhammad Amin Al-Rawi.

Dia telah membantu secara material, mensponsori atau menyediakan dukungan finansial, material atau teknologi untuk - barang atau layanan untuk atau mendukung  ISIS.

 “Tindakan ini bertepatan dengan pertemuan ke 13 Counter Daesh Finance Group (CIFG), yang mencakup lebih dari 60 negara dan organisasi internasional," kata pejabat AS.

Dikatakan, CIFG akan berkoordinasi upaya untuk menolak akses ISIS ke sistem keuangan internasional dan menghilangkan sumber pendapatannya.

Departemen Keuangan mensyaratkan semua properti dan kepentingan milik individu yang relevan di AS.

Atau juga kepemilikan atau kendali orang AS harus diblokir dan dilaporkan ke OFAC.

Pulang ke Jerman, Seorang Mantan Wanita ISIS Ditangkap di Bandara Frankfurt

VIDEO - Ribuan Jamaah Shalat Subuh Perdana di Masjid Hagia Sophia Turki

Turki dan Yunani Bertukar Kata-kata Kasar, Konversi Hagia Sophia Jadi Masjid Berlanjut

Ditambahkan, lembaga keuangan asing manapun yang dengan sengaja melakukan atau memfasilitasi transaksi besar atas nama individu untuk ISIS akan diberi sanksi.

Anggota ISIS diketahui tersembunyi di Turki dan pada 19 Juli 2020, polisi Turki menahan 27 orang di 15 distrik Istanbul yang terkait ISIS.

Diduga, mereka sedang bersiap untuk melakukan serangan teror.

Menurut Colin Clarke, peneliti senior jaringan pendanaan teror dari Grup Soufan, jaringan keuangan ISISI secara mengejutkan tetap aktif di Turki.

 “ISIS telah mencuci hasil terlarangnya di Turki melalui bisnis layanan uang dan perantara yang mencari keuntungan secara tidak sah.”

“ Saya pikir jaringan keuangan ISIS\ berpotensi membantu mempertahankan kelompok untuk dekade berikutnya, "katanya kepada Arab News, Jumat (31/7/2020)..

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved