Feature
Kisah Armiyadi ASA Kopi, Berawal dari Mesin Roasting Rusak, Kini Menjadi 'Miliader' di Bisnis Kopi
Menunjang usaha ini, Armiyadi punya lantai jemur modern yang dilengkapi teknologi, sehingga saat musim hujan pun, tetap bisa mengeringkan kopi.
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Ansari Hasyim
Ketika itu di Takengon usaha kopi roasting dan bukuk kopi masih berbilang jari, yakni Aroma Kopi Gayo, Horas Coffee dan ASA Kopi.
Merambah bisnis eskpor kopi
Tekad berbisnis kopi ini makin menggebu setelah Armiyadi mengikuti pameran kopi dunia di Boston dan Seattle Amerika Serikat pada 2014 dan 2016.
Waktu itu ia mewakili perusahaan tempatnya bekerja. Tapi kemudian ia juga membuka sayap ekspor dengan membentuk perusahaan patungan PT Mekat Kopi Gayo yang kini memperoleh order ekspor 7 sampai 8 kontainer.
ASA kopi yang ditangani sendiri oleh Armiyadi melakukan ekspor, kapasitas kecil, yang dikenal dengan istilah"mikrolot," yakni 2,7 ton ke China, 2 ton ke Taiwan dan 3 ton ke Amerika Serikat.
Armiyadi melalui perusahaan ASA kopi melayani pembeli secara online, mencapai 60 persen.
Sisanya pembelian langsung. ASA kopi membagi bisnisnya menjadi tiga bagian, yakni ritel, kedai kopi dan ekspor. Ritel dan kedai kopi diurusi oleh istri dan anaknya. Armiyadi sendiri mengurusi bisnis ekspor.

Saat ditanya masa depan kopi Gayo, Armiyadi diam. ejenak. Tak berapa lama, ia lalu berkata,"Kopi gayo akan cerah kalau pelaku bisnis, petani dan seluruh pemangku kepentingan mampu menjaga kualitas. Satu lagi kita harus jujur dengan kopi milik kita. Kalau kopi organik, katakan organik. Tapi jangan bilang kopi organik, tapi ternyata pakai zat kimia," ujar Armiyadi.
Ia juga menangkap kecendrungan selera pasar kopi yang makin ekslusif.
"Para penikmat kopi internasional tidak mempersoalkan harga, tapi rewel terhadap kualitas. Kualitas dan konsistensi ini yang harus kita rawat dan pertahankan," demikian Armiyadi.
Dengan begitu kopi Gayo akan tetap memperoleh kemuliaan di dunia perkopian internasional.(*)